Studi: Ciuman Prediksi Langgengnya Hubungan dengan Pasangan

Berciuman memungkinkan Anda untuk menilai pasangan Anda dengan benar dan menjaganya saat Anda sedang menjalin hubungan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 12 Nov 2020, 10:26 WIB
Ilustrasi ayah dan anak (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ciuman tentu lumrah dilakukan setiap pasangan. Selain bisa bikin bahagia, ciuman juga nyatanya bisa mengurangi stres, membangkitkan perasaan baik di otak bahkan diklaim bisa membuat umur panjang.

Menurut penelitian, ketika seseorang berciuman, ia akan bertukar berbagai informasi yang bahkan tidak disadari. Otak Anda menganalisis cara Anda mencium dan membuat keputusan tidak sadar yang bisa memprediksi nasib hubungan dengan pasangan.

Melansir dari Brightside, Kamis (12/11/2020), para ilmuwan dari Universitas Oxford meneliti secara seksama rahasia ciuman dan menemukan bahwa itu sebenarnya memungkinkan Anda untuk menemukan, menilai dan pada akhirnya menjaga pasangan yang tepat untuk hubungan jangka panjang.

Menurut temuan mereka, berciuman memungkinkan Anda untuk menilai pasangan Anda dengan benar dan menjaganya saat Anda sedang menjalin hubungan. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa wanita umumnya lebih selektif dan pilih-pilih dalam memilih pasangan potensial, dan mereka lebih menghargai ciuman sebagai cara untuk menilai pasangan mereka.

Bahkan jika kita tidak menyadarinya, Anda secara tidak sadar mengevakuasi pasangan Anda dengan menganalisis kebiasaan dan karakteristik mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Memeriksa Tingkat Kesehatan Pasangan

Ilustrasi pasangan romantis. Sumber foto: unsplash.com/Matheus Ferrero.

Berciuman juga memungkinkan Anda untuk mengukur kebugaran pasangan kita dan kesehatan secara keseluruhan. Anda memeriksa tingkat kesehatan pasangan melalui napas dan rasanya.

Secara alami, bau mulut atau rasa bisa berpotensi menandakan masalah kesehatan. Selanjutnya, ketika Anda berciuman, Anda juga menukar zat berminyak yang disebut sebum yang diproduksi oleh kelenjar tubuh.

Zat ini mengandung feromon, yang mengungkapkan informasi berharga tentang susunan biologis seseorang. Dengan kata lain, itu menunjukkan hal-hal yang dimiliki dua orang yang berciuman.

Para ilmuwan juga menyarankan bahwa zat ini mengungkapkan informasi hormonal yang menggoda otak untuk bertanya-tanya apakah orang ini cukup sehat untuk memulai sebuah keluarga.

Ini tentu saja dilakukan secara tidak sadar dan Anda tidak benar-benar berpikir bahwa Anda sedang menganalisis pasangan, tapi bagian bawah sadar Anda secara besar-besaran berdampak pada cara Anda berperilaku, walaupun Anda tidak benar-benar memahami cara kerjanya.


Ciuman Bikin Bahagia

ilustrasi pasangan cinta/Photo by Trung Nguyen from Pexels

Mencium pasangan yang Anda cintai adalah cara yang paling baik untuk memperkuat hubungan. Bibir dipenuhi dengan saraf sensorik dan ketika Anda mencium pasangan, itu mendorong otak untuk melepaskan hormon oksitosin yang kuat, juga dikenal sebagai hormon "cinta," yang membuat Anda merasa bahagia.

Selain itu, mencium pasangan juga meningkatkan produksi serotonin yang merupakan bahan kimia perasaan--enak lainnya yang meningkatkan keintiman dan kepercayaan sehingga memungkinkan Anda untuk membangun hubungan yang kuat dan sehat.

Berciuman juga bisa mengurangi kadar kortisol yang dikenal sebagai hormon stres. Menurut penelitian, semakin besar produksi bahan kimia positif ini, semakin Anda mampu menubuhkan cintamu.

Jadi jika Anda mencium pasanganmu, ingatlah bahwa ini bukan hanya momen yang menyenangkan dan intim antara Anda berdua, tapi juga merupakan bagian integral dari menumbuhkan hubungan yang sehat dan kuat.


Ciuman yang Buruk Bisa Perburuk Hubungan

Yang menariknya, bahwa lebih dari 60% individu mengakui bahwa mereka kehilangan minat dalam hubungan potensial setelah ciuman pertama yang buruk.

Otak benar-benar menganalisis ciuman dan mengirim pesan bahwa orang ini bukan orang itu, mendorong individu itu untuk mengakhiri hubungan. Berciuman membantu meningkatkan daya tarik, tapi ketika Anda tidak suka dengan ciuman tersebut, itu bisa membuat Anda merasa ditolak oleh pasangan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya