Liputan6.com, Magetan Dampak dari Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang digelar Kementerian Pertanian semakin dirasakan manfaatnya oleh petani di Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. RJIT membuat produktivitas di tempat tersebut menembus angka 8,4 ton/hektar (Ha).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan RJIT adalah bagian dari water management untuk meningkatkan produktivitas.
Advertisement
“Dengan RJIT, Kementerian Pertanian memberikan dukungan kepada petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Karena, RJIT membuat air yang ada di saluran irigasi bisa menjangkau petakan-petakan sawah. Sehingga tanaman mendapatkan supply air yang cukup,” katanya, Rabu (11/11/2020).
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, kegiatan RJIT di Kelurahan Takeran, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dikerjakan Kelompok Tani Parikesit.
“RJIT dilakukan karena saluran irigasi di tempat tersebut masih berupa saluran tanah. Akibatnya, distribusi air ke lahan sawah kurang lancar. Bahkan, sering kehilangan air akibat tanah yang porus. Kondisi ini kita buat jadi permanen menggunakan konstruksi pasangan batu dengan 2 sisi saluran,” tuturnya.
Hasilnya sangat positif. Karena, luas layanan irigasi menjadi bertambah. Irigasi yang sebelumnya mengairi lahan seluas 52 Ha, kini bisa mengairi lahan pertanian hingga 61 Ha.
“Yang paling dirasakan petani adalah meningkatnya produktivitas, dari 7,3 ton/ha, menjadi 8,4 ton/ha, dengan indeks pertanaman (IP) 300, atau 3 kali tanam dalam 1 tahun,” terangnya.
Dampak lain dari rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam.
(*)