Resensi Friendsgiving: Rayakan Thanksgiving dengan Menerima Getirnya Hidup dan Cela Para Sahabat

Friendsgiving merefleksikan geng perempuan yang kehidupan para anggotanya bukan apa adanya melainkan ambyar adanya.

oleh Wayan Diananto diperbarui 13 Nov 2020, 08:30 WIB
Poster Friendsgiving. (Foto: Dok. Red Hour Films/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Friendsgiving dirilis untuk merayakan Hari Thanksgiving yang diperingati tiap 26 November. Fenomena Friendsgiving mengingatkan kita pada film New Year's Eve dan Valentine's Day yang dimeriahkan sejumlah bintang papan atas.

Perayaan Thanksgiving tahun ini terasa beda mengingat wabah Covid-19 meluas. Bioskop di banyak negara masih enggan beroperasi. Friendsgiving sendiri mengudara di platform digital.

Di Indonesia, Friendsgiving bisa diakses lewat aplikasi Klik Film atau dengan mengunjungi situs resminya. Tanpa bintang papan atas, apakah film ini menarik dari aspek akting maupun penceritaan? Berikut ulasannya. 


Kacaunya Perayaan Thanksgiving

Adegan film Friendsgiving. (Foto: Dok. Red Hour Films/ IMDb)

Merayakan Thanksgiving, Abby (Kat Dennings) yang mengunjungi kediaman sahabatnya, Molly (Malin Akerman), syok berat. Ia mendapati Molly tengah bersama Jeff (Jack Donnelly) yang bugil. Padahal, Molly baru beberapa bulan cerai. Setelah terlibat cekcok, Abby akhirnya bisa menerima Jeff.

Mereka berencana merayakan Thanksgiving dengan makan malam di rumah Molly. Kejutan tak sampai di situ saja. Molly kedatangan ibunya, Helen (Jane Seymour). Dari raut wajahnya, jelas Molly menganggap Helen tamu tak diundang.

Menjelang malam, sejumlah sahabat berdatangan dari pasangan sok sempurna Lauren (Aisha Tyler) serta Dan (Deon Cole), dukun eksentrik Claire (Chelsea Peretti), hingga mantan pacar Molly, Gunnar (Ryan Hansen) yang diam-diam diundang Helen.

Makan malam jadi kacau. Dimulai dari makanan yang terlalu lama dipanggang, Dan mendapati Abby serta Lauren bercumbu, hingga persaingan Jeff dengan mantan pacar Molly yang ganteng. Puncaknya, bayi Molly dilarikan ke rumah sakit akibat alergi kacang.

 


Aspek Sinematografi...

Adegan film Friendsgiving. (Foto: Dok. Klik Film)

Dari aspek sinematografi, jelas Thanksgiving tak membawa kita ke mana-mana. Sekitar 90 persen adegan diambil di kediaman Molly dari kamar bayi, dapur, ruang tamu, kebun belakang, dan lobi depan.

Kalaupun kita diajak keluar, itu ke pasar swalayan mengikuti polah Abby, rumah Abby yang membosankan, plus rumah sakit sebagai adegan puncak. Sineas Nicol Paone ingin memotret persahabatan yang isinya orang-orang sakit.

 


Geng Molly Tak Sempurna

Adegan film Friendsgiving. (Foto: Dok. Klik Film)

Dikatakan sakit karena memang tak ada yang bersih di geng Molly. Molly menjanda setelah dicerai Michael. Perceraian terjadi saat anak mereka baru berusia lima bulan. Kondisi kejiwaan Abby labil karena kekasih sejenisnya dengan mudah move on. Kabar ini didapat dari Instagram.

Jeff yang flamboyan tampak “cacat” setelah keceplosan hidup dari uang yayasan amal yang didirikannya. Mereka berkumpul di meja makan yang sama. Lalu kita melihat geng ini melakukan penerimaan diri atas getirnya hidup dan cela sahabat.

Nyaris tak ada karakter yang mengundang simpati. Mantan pacar Molly memang karismatik namun riwayat masa lalunya agak sedikit bikin ilfil. Tampaknya, Nicol Paone hendak berceramah bahwa tak ada manusia sempurna di muka bumi ini.


Problem Karakter Pendukung

Adegan film Friendsgiving. (Foto: Dok. Klik Film)

Justru ketidaksempurnaan inilah yang membuat manusia memenuhi fitrahnya. Satu kesalahan dibuat, kita maklumi dan maafkan, lalu perbaiki. Itulah yang terjadi pada Molly dan sahabat-sahabatnya.

Friendsgiving dengan tema yang dekat dengan hidup mudah kita terima. Sedikit kritik untuk film ini, karakter yang dihadirkan kebanyakan. Akibatnya, dengan durasi 90 menit Nicol Paone agak kewalahan memberi panggung ke sejumlah pemeran pendukung.

Jangan kaget jika ada sejumlah tokoh useless atau kehadirannya kurang esensial. Sebut saja Rick, Brianne, Claire, Gus, dan Denim. Hadir untuk menyemarakkan suasana namun saat situasi menggenting, entah mereka ada di mana. Mungkin pulang tanpa sepengetahuan kita.

 


Cerai Lima Kali

Malin Akerman sebagai Molly dalam Friendsgiving. (Foto: Dok. Klik Film)

Sejumlah karakter juga tampak tak berkembang mengikuti sinematografi yang jarang beranjak ke mana-mana. Helen, misalnya. Wajar jika Helen ugal-ugalan mengingat ia punya riwayat lima kali cerai.

Sejujurnya kami berharap dalam kondisi krisis, ia menunjukkan naluri keibuan untuk mendukung anak dan cucu. Kami tak melihatnya di sini. Satu-satunya kebaikan Helen bisa jadi menyiapkan makan saat semua masalah telah teratasi.

 


Pertemanan Kekinian

Film Friendsgiving. (Foto: Instagram @malinakerman)

Di luar plus minusnya, Friendsgiving potret nyata pertemanan kekinian. Dalam sebuah circle, pasti ada yang menyebalkan, sok sempurna, emosional, kesepian lalu mencari pelarian, dan tim hore. Nicol menghadirkan mereka di sini secara riil.

Ditonton kala luang, Friendsgiving sangat mungkin membangkitkan suasana hati yang berantakan. Dialognya diwarnai kata-kata kasar sampai ada yang dibisukan. Beberapa adegan tampak polos. Saking polosnya sampai diburamkan. Siap-siap ketawa dan terhibur dengan geng Molly. Yuk!

 

Pemain: Malin Akerman, Kat Dennings, Jack Donnelly, Aisha Tyler, Jane Seymour, Deon Cole, Ryan Hansen

Produser: Haroon Saleem, Ben Stiller, Nicholas Weinstock, Malin Akerman

Sutradara: Nicol Paone

Penulis: Nicol Paone

Produksi: Red Hour Films

Durasi: 1 jam, 35 menit

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya