Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial kabar soal Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto menerima penghargaan dari WHO. Kabar ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Jeffry TripleSeven di Facebook. Ia mengunggahnya pada Kamis (12/11/2020) pagi. Selain itu postingan serupa juga diunggah oleh akun bernama Satria Bagus dan Konaah.
Advertisement
Dalam postingannya terdapat foto dr. Terawan sedang mengangkat piala dan memegang plakat. Selain itu ia juga menambahkan narasi,
"Piala pengharga'an dari WHO untuk pak Terawan.."
Lalu benarkah dr. Terawan mendapat penghargaan dari WHO?
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan foto serupa di akun Instagram @official_leprid. Dalam postingan 2 Agustus 2019, terdapat penjelasan sebagai berikut:
"Pada hari Rabu, 17 Juli 2019 Kami dari LEPRID berada di RSAD Gatot Soebroto Jakarta untuk memberikan apresiasi atas prestasi yang telah di raih oleh Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) RI.
Kita semua tahu bahwa Bp. Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) RI atau yang akrab kita panggi dr. Terawan ini sejak tahun 2005 telah berhasil menemukan Metode Cuci Otak (Brain Wash) dengan modifikasi Program Digital Substraction Angiography (DSA) untuk Penyakit stroke. Dan jumlah pasien yang di tanganinya sudah mencapai puluhan ribu pasien.
Metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory”. Kini dr. Terawan telah berhasil membuktikan kepada dunia medis, meski menjadi dokter militer dan juga menjabat Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, beliau tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan yang terbaik dan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh.
Oleh karenanya itu LEPRID menilai bahwa apa yang di berikan dr. Terawan ini layak kami Apresiasi atas prestasi beliau yang inovatif dan mendunia khususnya di bidang kesehatan dalam memberikan pelayanan dan pengobatan yang terbaik bagi pasien penderita stroke agar cepat sembuh.
Dan mungkin kedepannya metode ini dapat berkembang sehingga selain penyakit stroke penyakit lainnya yang berhubungan dengan otak/saraf dapat cepat di sembuhkan. Kami catat prestasi ini pada urutan ke- 500."
Terkait dengan WHO, penelusuran kami mengarah pada artikel berjudul "Menkes Terawan Tampil Bareng WHO, Bahas IAR COVID-19 di Indonesia" yang tayang 6 November 2020.
Dalam artikel itu dijelaskan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tampil bareng WHO untuk membahas Intra-Action Review (IAR). Menteri Terawan tampil bersama perwakilan dari Kementerian Kesehatan Filipina dan Afrika Selatan. Perwakilan dari Uzbekistan batal datang.
Dalam pidatonya, Terawan menyebut IAR berkontribusi pada penanganan COVID-19 di Indonesia. Rekomendasi-rekomendasi dari IAR juga diterima dengan baik oleh berbagai pihak.
Menkes Terawan juga menyebut IAR memberikan rekomendasi untuk meningkatkan telemedicine di Indonesia agar mengurang potensi penularan. IAR juga mendukung agar pelayanan kesehatan lain tak terganggu.
Selain itu ada juga artikel berjudul "WHO Puji Menkes Terawan Sukses Tangani Covid-19, Benarkah?" yang tayang 6 November 2020.
Artikel situs liputan6.com menyebutkan, Surat undangan WHO untuk Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beredar di media sosial. WHO mengundang Terawan berbagi pengalaman program Intra-Action Review (IAR).
Pada surat itu tertulis WHO mengundang Menkes Terawan karena: "Secara sukses melaksanakan IAR covid-19 nasional dan menerapkan pelajaran kritis yang diidentifikasi selama IAR untuk peningkatan respons penyebaran covid-19."
Sontak tersebar narasi di media sosial bahwa WHO mengundang Terawan karena sukses menangani covid-19 di Indonesia.
Ketika dikonfirmasi ke pihak WHO, mereka mengklarifikasi bahwa ucapan "sukses" itu spesifik merujuk ke program IAR saja. Program IAR bahkan bisa dilaksanakan secara online.
"Itu artinya mereka telah menyelesaikan IAR dan dapat menerapkan pelajaran-pelajaran yang dipelajari, tak hanya untuk merespons pandemi terkini, tetapi untuk memperkuat sistem-sistem mereka untuk bersiap lebih baik dalam darurat kesehatan di masa depan," ujar jubir kantor pusat WHO di Jenewa kepada Liputan6.com, Jumat (11/6/2020).
Awalnya, WHO tidak mau menjawab apakah benar bila surat undangan itu ditafsirkan sebagai pujian bahwa Menteri Terawan sukses mengatasi pandemi di Indonesia.
WHO akhirnya menjawab bahwa para menteri hanya diundang karena program IAR.
"Kami mengundang menteri-menteri dari negara-negara yang telah menyelesaikan IAR untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan review mereka," ucap jubir WHO. WHO menjelaskan bahwa IAR adalah proses review yang melibatkan pakar di bidang kesehatan masyarakat.
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut Menkes RI, dr. Terawan mendapat penghargaan dari WHO adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan foto saat dia menerima penghargaan dari LEPRID tahun lalu.
Sedangkan terkait WHO, Menkes Terawan hanya diundang untuk menjadi pembicara terkait IAR Covid-19.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement