Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu 11 November 2020 menghabiskan waktu hingga 10 menit di depan umum untuk menghormati veteran perang Amerika.
Melansir laman Channel News Asia, Kamis (12/11/2020), penampilan Trump pada peringatan Hari Veteran tahunan di Pemakaman Nasional Arlington adalah penampilan publik pertamanya untuk bisnis resmi dalam lebih dari seminggu.
Advertisement
Dia menghabiskan beberapa hari terakhir menuliskan cuitan di Twitter yang bernada marah, sambil mengklaim penipuan pemilih yang tidak didukung.
Presiden Donald Trump tidak berkomentar secara langsung sejak Sabtu lalu, ketika Joe Biden meraih 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Sementara itu, para ajudannya semakin yakin bahwa tantangan hukum tidak akan mengubah hasil pemilihan, menurut tujuh pejabat kampanye dan Gedung Putih yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pemikiran presiden dan orang lain di bangku eksekutif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Klaim Penipuan Lewat Twitter
Sebelum berangkat untuk peringatan khusyuk di Arlington, Trump kembali menulis di Twitternya pada hari Rabu untuk mengecam "lembaga survei palsu" dan menggerutu bahwa seorang komisaris kota Republik yang membela tabulasi suara di Philadelphia bukanlah seorang Republikan sejati.
Dia juga berusaha untuk menarik perhatian seorang petugas pemungutan suara Pennsylvania yang menarik kembali tuduhan penipuan pemilih pada hari Selasa sebelum menegaskan kembali tuduhannya pada hari Rabu.
Trump kemudian memposting video yang dibantah yang dimaksudkan untuk menunjukkan petugas pemungutan suara terlambat mengumpulkan surat suara.
"Anda sedang melihat BALLOTS! Inikah tujuan negara kita?" Trump mengomel.
Meskipun jadwal resminya tidak berisi acara publik, Trump telah membuat beberapa personel bergerak misalnya memecat Menteri Pertahanan Mark Esper dan memasang tiga loyalis setia di pekerjaan pertahanan teratas.
Pilihannya sebagai penjabat sekretaris pertahanan, Christopher Miller, termasuk di antara petinggi Pentagon yang bergabung dengannya di Arlington.
Advertisement