Dokter memeriksa stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Dokter memeriksa stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Dokter memeriksa stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Dokter menyuntikkan imunisasi campak lanjutan pada anak di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dengan mengikuti imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan untuk imunisasi tambahan mencegah penyakit. (merdeka.com/Imam Buhori)
Suasana stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)
Dokter memeriksa stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)