Menkes Terawan: Pneumonia Masih Jadi Masalah Kesehatan Utama pada Balita di Dunia

Menkes Terawan mengatakan, berdasarkan data WHO di 2017, pneumonia menyumbang 15 persen dari kematian anak di bawah lima tahun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Nov 2020, 10:00 WIB
Menkes Terawan Agus Putranto memberikan penghargaan untuk 5 tenaga medis COVID-19 yang gugur di Jawa Tengah dalam kunjungan kerja di Semarang, Sabtu (11/7/2020). (Dok Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa pneumonia masih menjadi masalah kesehatan utama pada balita di dunia, khususnya di negara-negara berkembang, dan juga di Indonesia.

Terawan menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru atau alveoli, yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, atau jamur.

Cara penularan pneumonia adalah melalui udara atau droplet. Ia mengatakan, penyakit ini bisa berbahaya bagi kelompok rentan.

"Berdasarkan laporan WHO tahun 2017, 15 persen dari kematian anak di bawah 5 tahun atau lima setengah juta, disebabkan oleh pneumonia," kata Terawan dalam peringatan Hari Pneumonia Sedunia secara virtual pada Kamis (13/11/2020).

"Jumlahnya lebih dari 800 ribu anak di Indonesia, berdasarkan sampel Sistem Registrasi Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) tahun 2016, pneumonia adalah penyebab 10 persen kematian balita," Terawan menambahkan.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Keluarga Berperan Besar Terhadap Kesehatan Anak

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto melakukan MoC Indonesia dengan Jepang pada 19 Oktober 2020. (Kementerian Kesehatan RI)

Dalam kegiatan yang disiarkan dari Youtube Save the Children tersebut, Terawan mengatakan, pemerintah telah meningkatkan tata kelola pneumonia dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan balita dengan pneumonia.

Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini pneumonia, dan melakukan perluasan imunisasi PCV atau pneumococcal conjugate vaccine secara bertahap, untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.

Terawan pun mengimbau agar semua pihak, baik pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi profesi bidang kesehatan, serta organisasi masyarakat, untuk berkontribusi mencegah pneumonia dengan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat, dan menciptakan lingkungan yang sehat.

"Keluarga berperan besar terhadap kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya, termasuk stop pneumonia pada anak," kata Terawan.

Maka dari itu, beberapa cara melindungi kesehatan anak yang dianjurkan Terawan adalah: pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan serta menyusui ditambah MPASI hingga 2 tahun, menuntaskan imunisasi anak, membawa anak berobat ke fasilitas kesehatan apabila mereka sakit, memastikan kecukupan gizi anak dan menjaga hidup bersih dan sehat, serta memanfaatkan buku kesehatan anak untuk mendapatkan informasi kesehatan anak.


Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19

Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya