Liputan6.com, Jakarta - Dosen FEB UGM, Poppy Ismalina memberikan beberapa catatan positif selama satu tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. Setidaknya terdapat empat capaian yang patut diancungi jempol selama pemerintahan berjalan.
"Ada 4 hal dan ini mendapat pengakuan internasional, ini kita anggap prestasi dan tidak mudah karena perlu kerja keras," kata Poppy dalam acara diskusi secara virtual, Jakarta, Jumat (13/11).
Advertisement
Dia mengatakan, dalam satu tahun Presiden Jokowi berhasil menghantarkan Indonesia naik kelas menjadi negara upper middle income pada Juli tahun 2020. Kedua, peringkat kemudahan berusaha di Indonesia meningkat.
"Di mata investor global yaitu doing business mengalami peningkatan, sudah diakui 1.000 lebih investor bahwa berusaha di Indonesia semakin mudah dan cepat," kata Poppy.
Kemudaian capaian ketiga, pengelolaan utang luar negeri (ULN) yang baik. Keempat, adalah percepatan pembangunan infrastruktur terbaik ketiga di Asia Tenggara setelah Singapura dan Malaysia.
Menurutnya, pengelolaan ULN dengan percepatan pembangunan infrastruktur sangat berkaitan. Sebab, meningkatnya ULN Indonesia kebanyakan dialokasikan untuk proyek atau program pembangunan infrastruktur yang memiliki efek pengganda bagi ekonomi nasional.
"Jadi alokasi ULN untuk meningkatkan anggaran strategis, karena ULN bukan sebagai beban tapi sebagai investasi," ungkapnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Akui Fintech Banyak Berkontribusi Positif ke Ekonomi RI
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui finansial teknologi atau fintech telah banyak memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Hal itu tercermin dari semakin besarnya akses pembiayaan diberikan kepada masyarakat.
"Saya tahu layanan fintech telah berkembang sangat pesat. Kontribusi fintech penyaluran pinjaman nasional 2020 capai Rp 128,7 triliun meningkat 113 persen secara year on year," kata Jokowi, dalam acara Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Dalam catatan Presiden, sampai dengan September 2020, terdapat 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi Rp 9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia. Sementara Rp 15,5 triliun disalurkan penyelenggara fintech, equity crowdfunding.
"Hal ini menjadi perkembangan luar biasa," imbuhnya.
Kendati begitu, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyadari kita masih punya pekerjaan rumah besar untuk pengembangan teknologi finansial. Mengingat indeks inklusi keuangan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara asia.
Pada 2019 inklusi keuangan di Indonesia baru 76 persen, lebih rendah dari beberapa negara lain di Asia. Di mana Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen.
"Dan kita masih di angka 76 persen. Tingkat literasi keuangan digital masih rendah baru 35,5 persen masih banyak masyarakat banyak gunakan layanan keuangan informal dan baru 31,26 persen masyarakat pernah gunakan layanan digital," keluh Jokowi.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement