Wamendag Apresiasi Jalan Panjang Negosiasi GSP dengan Amerika Serikat

Keberhasilan penyelesaian mekanisme review Generalized System of Preferences (GSP) menggembirakan pemerintah Indonesia

oleh Tira Santia diperbarui 13 Nov 2020, 13:40 WIB
Kunjungan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga ke Norwegia bertujuan untuk menghadiri peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Norwegia. (Dok Kemendag)

Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan penyelesaian mekanisme review Generalized System of Preferences (GSP) menggembirakan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan.

Pasalnya dengan keberhasilan itu, peluang produk-produk Indonesia untuk menembus pasar AS semakin besar. Sebagai catatan, bahwa melalui mekanisme GSP, Indonesia menikmati keuntungan USD 2,2 M pada tahun 2018.

Wamendag Jerry Sambuaga yang diserahi tugas oleh Presiden Joko Widodo di bidang perjanjian perdagangan dan pengembangan ekspor termasuk yang paling berbahagia. Ia menyebut keberhasilan ini sebagai hasil bersama antar kementerian.

“Jajaran kami di Kementerian perdagangan sangat bekerja keras untuk hasil ini. Tetapi tentu saja peran kementerian lain seperti Kemenko Perekonomian, Kemenko Marinvest, Kemenlu, Kementan, Kemenperin, Kominfo dan lain-lain tidak bisa dilewatkan,” kata Wamendag, Jumat (13/11/2020).

Ketika ditanya mengenai mengapa penyelesaian GSP kali ini berjalan alot, Jerry menjawab alotnya perundingan karena ada beberapa isu krusial yang menjadi perhatian bersama yang menyangkut perlindungan data transaksi, dan aturan impor produk pertanian.

Jerry mengatakan bahwa ia terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk menyelesaikan isu-isu tersebut. Tujuannya agar tercapai kesamaan pemahaman di antara mereka.

“Pada prinsipnya kita semua menempatkan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat sebagai inti dari perundingan mengenai GSP. Hanya ada sedikit kesamaan paradigma yang harus dibentuk. Artinya hanya pendekatannya saja yang berbeda, tetapi semangatnya sama. Syukur, kita bisa mencapai kesepakatan,” kata Jerry.

Yang menarik menurut Jerry adalah bagaimana menegosiasikan kepentingan nasional itu. Jadi, perjalanan GSP bukan hanya mengenai bagaimana menyeragamkan pemahaman secara internal tetapi juga bagaimana berhadapan dengan mitra dagang.

Selama setahun terakhir, Wamendag mengatakan bahwa ia dan tim perunding Indonesia beberapa kali ia bertemu dengan pihak USTR dan Kementerian Pertanian Amerika Serikat. Ia mengibaratkan negosiasi sebagai seni berdialog.

“Dalam perundingan perdagangan wajar kalau setiap negara mengangkat kepentingan nasionalnya masing-masing. Bagaimana akhirnya kepentingan-kepentingan nasional itu bertemu itulah seninya. Ada mekanisme perundingan pada umumnya. Nah, perunding-perunding kita harus diapresiasi karena berhasil menyelesaikan perundingan dengan menjaga kepentingan nasional itu,” Jerry menjelaskan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perhatian Jokowi

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jerry mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo sangat memberikan perhatian kepada isu GSP ini. Bahkan menurutnya Presiden paham sampai detailnya.

Besarnya perhatian Presiden Joko Widodo terhadap penyelesaian GSP menurut Wamendag karena Presiden mengetahui benar apa manfaat GSP dan bagaimana seharusnya perundingan ini diselesaikan.

“Jadi Presiden sangat mengikuti kerja perundingan kita soal GSP. Bahkan saya kagum karena beliau paham detail-detailnya. Ketika saya menghadap beliau, beliau tanyakan isu-isu perundingan satu per satu dan biasanya beliau langsung tahu dan memberikan arahan bagaimana isu-isu diselesaikan,” tambah Jerry.

Hampir bersamaan dengan terselesaikannya perundingan GSP, Amerika Serikat telah memilih Presiden baru yaitu Joe Biden. Mengenai hal ini Jerry tidak melihat perubahan posisi Indonesia secara mendasar kepada Amerika Serikat.

Perubahan-perubahan kebijakan Amerika Serikat mungkin akan berubah karena perbedaan aliran ekonomi politik dari Partai Republik ke Partai Demokrat, tetapi Jerry yakin bahwa hal itu tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dan Amerika Serikat.

“Siapapun presidennya, Indonesia dan Amerika Serikat adalah dua sahabat yang akan terus bermitra. Kita punya kesamaan kepentingan untuk mewujudkan perdamaian dunia, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bersama.” Kata Wamen penyuka budaya nasional tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya