Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa kasus penghapusan red notice Tommy Sumardi dihadirkan menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Dia dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait kasus surat jalan palsu dengan terdakwa Djoko Tjandra.
Dalam persidangan tersebut, ia mengaku sebagai orang yang mempertemukan antara Anita Dewi Kolopaking dengan Brigjen Prasetijo Utomo. Pertemuan itu berawal saat dia mendapatkan telepon dari Djoko Tjandra.
Advertisement
"Tentang surat jalan, saya tidak mengetahui. Saya mengenalkan Anita (Kolopaking) dengan Prasetijo (Utomo), iya," kata Tommy Sumardi dalam sidang, Jumat (13/11/2020)
Dalam percakapan itu, ia mengaku mendapat perintah dari Djoko Tjandra untuk menanyakan terkait statusnya dalam red notice Interpol. Lalu, Tommy pun menemui Prasetijo untuk menanyakan hal itu.
Saat itu, Prasetijo bertanya kepada Tommy terkait kuasa hukum Djoko Tjandra. Ia pun menyebut, jika Anita lah yang menjadi kuasa hukum dari Djoko Tjandra.
"Saya katakan, 'Ada.' Saya teleponlah Ibu Anita. 'Bu ke Bareksrim ketemu dengan Pak Prasetijo. Jam 11 sampai sana," ujar Tommy yang mengaku kenal Djoko Tjandra sejak 1998.
Dia pun mengatakan, tidak mengikuti pertemuan tersebut sampai lama.
"Beliau (Anita) datang saya kenalkan, ngobrol-ngobrol. Enggak berapa lama saya keluar," ucap Tommy.
Lalu, terkait perkenalannya dengan Irjen Napoleon Bonaparte tersebut, dia mengaku, dikenalkan oleh Prasetijo yang menyebut jika Napoleon adalah seniornya.
"(Prasetijo) hanya mengenalkan, 'Beliau (Napoleon) senior saya'," kata Tommy Sumardi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bertemu Napoleon Bonaparte
Saat itu, ia pun menanyakan kepada Napoleon perihal status red notice Djoko Tjandra. Lalu, Napoleon menjawab jika itu memang bidangnya.
"Iya itu memang bidang saya, apa sudah dibuka belum. Nanti jawabannya saya kasih tahu dengan Prasetijo," ujar Tommy yang meniru jawaban Napoleon.
Sehari kemudian, Tommy kembali menemui Napoleon. Kala itu, Napoleon disebut Tommy, jika red notice atas nama Djoko Tjandra sudah dibuka.
"Ini sebenarnya sudah terbuka ini, tahun berapa saya lupa. Ya sudah nanti kita urus," kata Tommy menirukan Napoleon.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka
Advertisement