Liputan6.com, Banyumas - Masyarakat Banyumas tampaknya harus lebih sabar untuk menunggu aktivitas bisa kembali bebas seperti biasa. Sebab, Kabupaten Banyumas mengevaluasi kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat di masa pandemi.
Rencana pelonggaran berubah seketika setelah muncul kasus Covid-19 di sekolah tampat uji coba pembelajaran tatap muka. Pemkab Banyumas seketika itu juga menghentikan pembelajaran tatap muka.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, penundaan kebijakan pelonggaran juga merujuk pada indikator saintifik kondisi pandemi Covid-19 di Banyumas. Angka indikator saintifik itu menunjukkan Kabupaten Banyumas belum siap dengan kebijakan pelonggaran.
"Inilah satnya muai pengetatan kembai, protokol kesehatan harus dijalankan," kata Bupati Banyumas, Achmad Husein.
Dari data resmi pemerintah per tanggal 13 November 2020 menunjukkan, total kasus Covid-19 di Banyumas ada 962. Sebanyak 766 (80 persen) di antaranya telah sembuh, 38 (3 persen) orang meninggal, dan 168 terkonfirmasi positif.
Sebanyak 85 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Banyumas menjalani perawatan di fasilitas kesehatan, tujuh orang menjalani isolasi di fasilitas isolasi khusus, dan 83 orang menjalani isolasi mandiri.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pakai Masker di Rumah?
“Akan tetapi ada angka yang kami pertimbangkan, positivity rate-nya 4.32 sehingga setiap hari ada saja yang positif. Sedangkan angka produktivitas efektifnya1.28, maksimalnya satu,” ujar dia.
Dari indikator itu, Banyumas akan mengevaluasi sejumlah kebijakan publik terkait Covid-19, antara lain pembukaan aktivitas pasar Minggu pagi dan jam malam. Husein akan menerbitkan SK bupati dalam waktu dekat untuk mengatur pengetatan protokol kesehatan.
Husein berpesan agar mewaspadai klaster keluarga. Sebab, jika ada satu saja anggota keluarga yang terpapar, maka kemungkinan besar bisa meluas ke anggota keluarga yang lain.
Husein mengkhususkan anggota keluarga berusia lanjut dengan penyakit penyerta, khususnya penyakit dalam. Ia mengimbau agar mengenakan masker ketika berkomunikasi dengan mereka meskipun di rumah.
"Itulah cara bijaksana melindungi mereka, kasih sayang kita kepada mereka," tutur Husein.
Advertisement