Kisah Tugu Kecil Presiden Soekarno Bakar Semangat Warga Indramayu Lawan Penjajah

Jejak peninggalan Soekarno masih melekat dalam benak masyarakat Jatibarang, Indramayu saat membakar semangat warga melawan penjajah Belanda

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Nov 2020, 07:00 WIB
Penampakan sebuah patok kayu di Jatibarang Kabupaten Indramayu pemberian Presiden Soekarno. Foto (Ist)

Liputan6.com, Indramayu - Sebuah bangunan berupa tugu berukuran kecil terbuat dari kayu jati masih menancap di kawasan Taman Bundaran Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Tugu yang terbuat dari kayu tersebut diyakini warga sebagai saksi bisu kedatangan Presiden Soekarno ke Kabupaten Indramayu. Berbentuk prisma segitiga, pada bagian atas berbentuk piramida.

Di salah satu sisinya, terukir sebuah tanggal 17-8-1945. Namun, tulisan tersebut semakin memudar seiring dengan semakin keroposnya kayu dimakan usia.

Kondisi patok kayu ini cukup mengenaskan. Ilalang liar tumbuh di sekitar patok, ditambah suasana kumuh di sekitar Bundaran Jatibarang Indramayu membuat patok kayu sukar ditemukan jika tidak mendekatinya.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengaku, patok tersebut tujuannya untuk membakar semangat Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Kabupaten Indramayu.

Dia menyebutkan, markas PETA dahulu berada di Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.

"Kalau kami menyebutnya patok kecil ya makanya di Desa Bulak itu ada yang namanya Blok PETA. Itu karena dulunya adalah Markas Tentara PETA," ungkapnya.

Dia menyebutkan, setelah dari Jatibarang, Soekarno kemudian menghadiri perjanjian Linggarjati di Kabupaten Kuningan. Menurut Dedi, kehadiran Soekarno menandakan bahwa wilayah Jatibarang merupakan salah satu warisan sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Membakar Semangat

Penampakan sebuah patok kayu di Jatibarang Kabupaten Indramayu pemberian Presiden Soekarno. Foto (Ist)

Sayangnya, kondisi patok kayu tersebut terbengkalai dan semakin terlupakan. Dedi berharap, pemangku kebijakan bisa melihat kondisi tersebut dan menata lokasi Patok Soekarno menjadi lebih layak.

"Sebelumnya dari PT KAI juga berencana merenovasi tapi sampai sekarang belum," kata Dedi.

Hal serupa disampaikan warga setempat Kuntarso (60). Dia mengatakan, patok tersebut sebagai penanda bahwa Soekarno pernah mengunjungi Jatibarang, Indramayu menggunakan kereta api.

Dia mengaku, sebagian masyarakat Indramayu masih belum ada yang mengetahui tentang sebuah patok kayu kecil yang berada di Taman Bundaran Jatibarang Indramayu ini.

"Oleh masyarakat setempat menyebutnya sebagai Patok Soekarno," sebut dia.

Sekilas, patok kayu ini tidak terlihat, karena kondisi bunderan sudah tertutupi oleh pedagang kaki lima yang berjualan. Lokasi patok cukup strategis, di sebelah selatan Stasiun Jatibarang.

Begitu turun di Stasiun Jatibarang, Sang Proklamator kemudian menyampaikan pidato yang membakar semangat masyarakat Jatibarang berjuang mengusir penjajah.

"Patok ini dulunya ada di pinggir jalan, diberi sama Pak Soekarno buat kenang-kenangan masyarakat bahwa beliau pernah mampir ke sini," jelanya.

Hanya saja, Kuntarso mengaku tidak mengetahui kapan pastinya kedatangan Presiden Soekarno ke Jatibarang tersebut. Hanya saja, Kuntarso menunjukan ada bukti ukiran yang bertuliskan 17-08-1945 pada tubuh patok kayu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya