Kementerian ESDM Gelar Workshop Capacity Building Tenaga Terampil Bidang Energi Terbarukan

Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan keterampilan instalasi, pengoperasian dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), hybrid PLTS-PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), dan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTH) di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2021, 12:33 WIB
Teknisi melakukan perawatan panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PLTS atap yang dibangun sejak 8 bulan lalu ini mampu menampung daya hingga 20.000 watt. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), BPSDM Kementerian ESDM, bersama proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) yang didukung Pemerintah Swiss menyelenggarakan Developing a Curriculum (DACUM) workshop atau lokakarya untuk pengembangan kurikulum modular lembaga pelatihan non-formal di Indonesia.

Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan keterampilan instalasi, pengoperasian dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), hybrid PLTS-PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), dan Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTH) di Indonesia.

"Kerjasama program asistensi teknis RESD antara SECO dan BPSDM Kementerian ESDM telah ditandatangani pada tanggal 2 Desember 2020, dengan harapan bahwa asistensi teknis ini mampu menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dalam lingkup perencanaan, pembangunan, pemasangan, inspeksi dan commissioning, hingga pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik yang dikhususkan pada PLTS, hybrid PLTS-PLTD dan PLT Hidro," tutur Laode Sulaeman selaku pimpinan PPSDM KEBTKE dalam pembukaan acara yang dilangsungkan secara daring (8/7).

Lokakarya sendiri berlangsung secara daring pada 8-9 Juli 2021 untuk PLTS dan Hybrid PLTS-PLTD, dan 13-14 Juli 2021 untuk PLTH. Lokakarya tersebut diikuti oleh lebih dari 25 pelaku swasta di bidang solar dan hidro yang secara aktif memberikan masukan terkait okupansi kerja, uraian tugas, dan unit kompetensi operator dan 25 pengamat dari lembaga pelatihan pendidikan non-formal. 

"Kami berharap dengan hadirnya pelaku usaha yang tepat di tingkat supervisor dan operator senior, keluaran yang akan dihasilkan berupa DACUM Chart yang memuat rincian tugas dan pekerjaan operator pembangkit listrik energi terbarukan dan hasil survei berupa skala prioritas, kesulitan, faktor kritis, frekuensi tugas dan pekerjaan dari jabatan operator pembangkit betul-betul sesuai dengan kebutuhan entitas pelaku pasar," ungkap Martin Stottele, pimpinan proyek RESD.

Program asistensi teknis RESD dengan dukungan hibah dari Pemerintah Swiss akan berlangsung selama empat tahun ke depan hingga 2025. Tujuan utama dari RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya, hybrid surya diesel dan air melalui:

1. Penciptaan program D4 di 5 politeknik di Indonesia

2. peluncuran program kursus energi terbarukan secara modular pada 5 lembaga pelatihan non-formal

3. penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan 

Mitra program RESD mencakup BPSDM KESDM sebagai mitra utama, Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Tekonologi, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Program RESD juga bekerja sama erat dengan politeknik, lembaga pelatihan non-formal terpilih, asosiasi profesi, dan sektor swasta. 

 

(*)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya