AS Izinkan Qualcomm Jual Chip Smartphone 4G ke Huawei

Qualcomm diizinkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menjual chip mobile 4G pada Huawei.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Nov 2020, 15:00 WIB
Logo Qualcomm Snapdragon di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Liputan6.com, Jakarta - Qualcomm diizinkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menjual chip mobile 4G pada Huawei.

Izin diberikan sebagai pengecualian dari larangan administrasi yang diterapkan pemerintah Trump agar perusahaan AS tak berbisnis dengan perusahaan Tiongkok.

Mengutip laman Reuters, Minggu (15/11/2020), Qualcomm tidak merinci produk mana saja yang diizinkan untuk dijual ke Huawei.

"Kami mendapatkan lisensi untuk sejumlah produk yang mencakup beberapa produk 4G," kata juru bicara Qualcomm.

Sekadar informasi, Qualcomm dan perusahaan semikonduktor AS lainnya dipaksa untuk berhenti menjual produk mereka ke Huawei pada September tahun lalu, setelah pembatasan perdagangan AS diberlakukan.

Juru bicara Qualcomm menolak berkomentar mengenai produk spesifik apa yang diizinkan untuk dijual ke Huawei. Namun produk-produk tersebut terkait dengan perangkat mobile.


Pelanggan Qualcomm

Huawei (Foto: Huawei)

Disebutkan, Qualcomm memiliki aplikasi lisensi lain yang masih menunggu keputusan pemerintah AS.

Huawei sendiri merupakan salah satu pelanggan chip Qualcomm, mengingat perusahaan yang bermarkas di San Diego ini merupakan pemasok chip smartphone terbesar di dunia.

Huawei menggunakan chip yang dirancang sendiri (Kirin) pada smartphone flagship-nya. Namun, tetap memakai chip Qualcomm untuk sebagian smartphone dengan harga yang lebih rendah.

Sayangnya, gara-gara perang datang dengan AS, kesempatan Huawei untuk merancang chip-nya sendiri digagalkan oleh AS.

Pasalnya, AS memblokir akses ke perangkat lunak desain chip serta alat fabrikasi, hal yang paling krusial dalam pembuatan chipset.


Hanya akan Berdampak Minim ke Bisnis Huawei?

Foto platform Snapdragon XR2. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Analis industri pun meramalkan bahwa stok chipset Huawei yang dibeli sebelum masa pelarangan bisa habis awal tahun depan dan melumpuhkan bisnis smartphone-nya.

Seorang analis Bernstein Stacy Rasgon mengatakan, lisensi Qualcomm mungkin hanya memiliki dampak terbatas karena mencakup chipset 4G. Padahal saat ini banyak konsumen global yang beralih ke smartphone 5G.

Sejauh ini pun belum jelas apakah pejabat AS akan memberikan izin terkait penjualan chip smartphone 5G Qualcomm ke Huawei.

Sementara, pihak Huawei pun menolak berkomentar akan hal ini.

(Tin/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya