Liputan6.com, Washington, D.C. - Juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, percaya bahwa Donald Trump akan tetap dilantik menjadi presiden Amerika Serikat pada Januari 2021. Padahal, Joe Biden dinyatakan menang pemilu.
"Saya pikir presiden (Trump) akan menghadiri pelantikannya sendiri, ia faktanya harus ada di sana," ujar Kayleigh McEnany seperti dikutip dari Fox News, Minggu (15/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Kayleigh percaya bahwa gugatan dari Donald Trump akan berhasil. Saat ini, tim Trump sedang melayangkan gugatan pemilu di beberapa negara bagian, seperti Georgia, Michigan, dan Pennsylvania.
Mantan wali kota New York, Rudy Giuliani, dipercaya menjadi ujung tombak tim hukum Donald Trump.
Kayleigh McEnany bersikukuh bahwa gugatan hukum ini adalah langkah pertama saja, dan bakal ada langkah-langkah selanjutnya. Ia yakin Donald Trump akan mendapat periode kedua.
"Kita membahas bulan Januari dan Presiden Trump percaya ia akan menjadi Presiden Trump, mendapat periode kedua, dan litigasi adalah langkah pertama, banyak lagi langkah dari hal itu," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Popular Votes Pemilu AS 2020: Joe Biden 78 Juta Suara, Donald Trump 73 Juta
Hasil perhitungan media atas popular votes (suara warga yang memilih) dalam Pemilu AS 2020 menyebut Joe Biden berhasil mengalahkan Donald Trump. Selisih suara antara kedua kandidat cukup besar hingga 5 juta suara.
Kedua capres sama-sama mendapat lebih dari 70 juta suara. Angka itu adalah rekor tertinggi dalam pemilu AS.
Menurut peta ABC News, Minggu (15/11/2020), Joe Biden sejauh ini meraih 78,6 juta suara popular votes dan Donald Trump meraup 73 juta suara. Masih ada sekitar 3 persen suara yang dihitung.
Joe Biden menjadi kandidat menang dengan popular votes tertinggi dalam sejarah pemilihan di AS, begitu juga dengan Trump yang mendapat suara terpopuler terbanyak bagi kandidat yang kalah.
Joe Biden juga unggul dalam electoral votes (suara dari para perwakilan negara bagian) yang merupakan penentu utama pemenang Pilpres dalam sistem pemilu di Amerika. Ini berbeda dari Donald Trump dalam Pemilu 2016 yang menang dalam electoral votes, namun kalah dalam popular votes dari lawannya saat itu, Hillary Clinton.
Saat ini, tim kampanye Donald Trump masih mengajukan gugatan hukum di beberapa negara bagian terhadap hasil pemilu AS 2020.
Advertisement
Joe Biden Unggul di California dan New York
Joe Biden terpantau unggul di wilayah pesisir timur dan barat Amerika (east coast dan west coast), serta wilayah timur laut (northeastern)
Joe Biden terpantau unggul di California yang merupakan basis Partai Demokrat. Berdasarkan hasil terkini, Joe Biden mengantongi 10,7 juta suara (64 persen), sementara Donald Trump hanya mendapat 1,5 juta suara di California.
Daerah lain yang Joe Biden menang besar adalah Oregon dengan 1,3 juta suara (57 persen), Washington dengan 2,3 juta suara (58 persen), New York dengan 3,7 juta suara (56 persen).
Selanjutnya, Biden menang di Virginia dengan 2,4 juta suara (54 persen), Illionis dengan 3,3 juta suara (57 persen), Colorado dengan 1,8 juta suara (52 persen), serta beberapa negara bagian di Timur Laut AS.
Di daerah-daerah itu, Joe Biden unggul lebih dari 5 persen suara.
Donald Trump Unggul di Texas dan Florida
Donald Trump menang besar di negara bagian selatan (southern).
Trump unggul di Texas dengan 5,8 juta suara (52 persen), Oklahoma dengan 1 juta suara (65 persen), Kansas dengan 756 ribu suara (56 persen), Alamaba dengan 1,4 juta suara (62 persen), lalu Florida dengan 5,6 juta suara (51 persen).
Namun, Donald Trump ternyata kalah di Georgia dengan perhitungan tipis. Georgia kini sedang recount.
Selain di selatan, Trump juga menang di Ohio dengan 3 juta suara (53 persen), Kentucky dengan 1,3 juta suara (62 persen), Indiana dengan 1,7 juta suara (51 persen), dan West Virginia dengan 544 ribu suara (69 persen).
Advertisement