Liputan6.com, Jakarta - Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, tingkat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta mengalami kenaikan. Terhitung sejak 2 hingga 14 November 2020.
"Pada 1 November persentase tempat tidur isolasi di DKI berada pada posisi relatif rendah yaitu 50 persen, namun dalam dua minggu terakhir mengalami peningkatan sampai dengan angka 63 persen," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu malam (14/11/2020).
Advertisement
Demikian pula tempat tidur ICU di rumah sakit rujukan. Yang mana pada 1 November berada pada posisi 58 persen, namun per 14 November telah mengalami peningkatan hingga 68 persen. Selain itu, ketersediaan bed Rumah Sakit Wisma Atlet yang tadinya hanya 32,68 persen, naik menjadi 50,76 persen.
"Demikian pula Tower 4 dan 5 yang telah kita aktifkan pada pertengahan September yang lalu untuk menampung pasien OTG atau orang tanpa gejala sempat mengalami peningkatan, tetapi beberapa hari yang lalu mengalami penurunan yaitu sampai posisi 20,47 persen. Dan pada hari ini 14 November naik ke posisi 21,50 persen," kata Doni.
Semantara itu, kata Doni, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dirawat di hotel isolasi sebanyak 334 orang. Doni melihat, peningkatan ketersediaan bed ini disebabkan oleh pengetatan PSBB DKI Jakarta dalam dua bulan terakhir. Dia mengatakan, sebelum PSBB diketatkan pada 9 September lalu, ketersediaan ruang ICU di Jakarta sudah penuh hingga 83 persen. Bahkan ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit Wisma Atlet telah mendekati 90 persen.
Tambah Peralatan
Selain itu, lanjut Doni, peningkatan ketersediaan bed juga tidak luput dari bantuan pemerintah pusat yang terus menambah peralatan kesehatan. Oleh sebab itu, dia mengajak seluruh pihak untuk bahu-membahu dalam mengurangi beban rumah sakit,
“Kemudian, bapak Presiden menugaskan para Menko, para menteri terutama menteri kesehatan dan Satgas untuk bisa meningkatkan upaya dalam bidang kesiapan Rumah Sakit. Alhamdulillah tingkat ICU yang tadinya sangat tinggi akhirnya mengalami penurunan,” ungkapnya.
“Oleh karenanya kita semua harus betul-betul bisa bekerjasama. Kita semua harus betul-betul bisa saling bahu-membahu, saling membantu dalam menerapkan protokol kesehatan," kata dia.
Rifa Yusya Adilah
Advertisement