Canggih, Intip Teknologi yang Dipakai pada LRT Jabodebek

Dengan kecepatan kereta 80 km per jam, LRT melaju dari Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menuju Stasiun Harjamukti.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Nov 2020, 15:58 WIB
Suasana gerbong kereta listrik saat uji coba di stasiun LRT TMII, Jakarta, Rabu (11/11/2020). Tes dilakukan mulai dari uji kelayakan hingga kebisingan. Ditargetkan LRT Jabodebek beroperasi pertengahan 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Hampir seluruh aspek pembangunan LRT dikerjakan secara modern. Berbagai kecanggihan teknologi akan melengkapi pengoperasian LRT Jabodebek.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan uji coba sistem persinyalan LRT Jabodebek. Dengan kecepatan kereta 80 km per jam, LRT melaju dari Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menuju Stasiun Harjamukti.

Mengutip keterangan Kementerian Perhubungan, proyek pembangunan LRT Jabodebek ini dilengkapi dengan teknologi yang modern seperti U-shaped Girder, yaitu teknologi girder berbentuk U yang diadaptasi dari Systra Perancis karena desainnya yang ramping, menyesuaikan dengan ketersediaan ruang di Jakarta.

Kemudian, ada pula teknologi LRB (Lead Core Rubber Bearing) yang merupakan pengembangan dari Elastomeric Bearing (EB), berfungsi untuk mengisolasi struktur jembatan dari pergerakan tanah akibat gempa.

Menhub memberi apresiasi atas kerja keras seluruh pihak, terutama 4 BUMN yang terlibat dalam proyek ini, yakni PT Adhi Karya, PT LEN Industri, PT INKA dan PT KAI. Menhub bangga karena LRT Jabodebek dirakit oleh anak bangsa dengan teknologi yang canggih dan modern.

"Hari ini saya bangga, anak bangsa mampu membangun LRT dengan kemampuan sendiri. Kita lihat ada U-shaped yang dibangun Adhi Karya, 2 kali dapat rekor MURI, PT LEN yang telah memberikan dukungan sistem dengan tekonologi canggih, dan PT INKA yang membangun keretanya," kata Menhub di Jakarta, Minggu (15/11/2020).

 

Saksikan video di bawah ini:


Teknologi Lainnya

Petugas mengecek kesiapan gerbong kereta listrik saat uji coba di stasiun LRT TMII, Jakarta, Rabu (11/11/2020). Tes dilakukan mulai dari uji kelayakan hingga kebisingan. Ditargetkan LRT Jabodebek beroperasi pertengahan 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selanjutnya, teknologi Clamping Device berupa perangkat yang digunakan untuk menjaga posisi lateral rel namun tetap membebaskan gerakan longitudinal yang terjadi.

Teknologi lainnya ialah Moving Block, yaitu sistem persinyalan kereta terbaru dan pertama diterapkan pada LRT di Indonesia.

GOA 3 Driverlesss Grade of Automation (GOA) yang diterapkan pada LRT Jabodebek juga merupakan kereta yang tidak menggunakan masinis (driverless) serta untuk menggerakan dan stop kereta dapat dilakukan secara otomatis.

" Serta, SANDWICH PANEL yaitu Desain stasiun yang futuristik dengan inovasi bahan baku berkonsep ramah lingkungan yang dapat memberi keamanan ekologis, serta higienis bagi manusia," demikian dikutip Liputan6.com.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya