3 Pesan Utama Jokowi di KTT ASEAN-PBB

Retno Marsudi, menyampaikan, tiga pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, di KTT ke 11 ASEAN-PBB.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2020, 18:20 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Sabtu (14/11/2020). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan tiga pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di KTT ke 11 ASEAN-PBB. Salah satunya untuk membangun ketahanan kesehatan kawasan dan dunia.

"Secara konsisten presiden menyampaikan tiga isu pertama pesan mengenai pentingnya memperhatikan kerja sama di bidang kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang yaitu membangun ketahanan kesehatan kawasan dan dunia," kata Retno secara virtual, Minggu (15/11/2020).

Yang kedua, Presiden Jokowi juga meminta, kerja sama negara-negara untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Kerja sama ini penting agar kondisi ekonomi di dunia lebih baik.

"Kerja sama ini penting untuk dilakukan agar kondisi ekonomi dunia lebih baik tentunya tanpa mengorbankan ketaatan pada protokol kesehatan," jelas Retno.

Untuk yang ketiga, lanjut Retno, Jokowi juga menekankan, untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia. Hal ini terus ditekankan, mengingat rivalitas antara kekuatan besar semakin menajam.

"Upaya untuk menangani pandemi dan ekonomi akan terhambat jika isu perdamaian dan rivalitas tidak teru dijaga," kata Retno.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Soliditas di ASEAN

Retno juga menuturkan, Presiden Jokowi menginginkan isu sentralitas dan soliditas ASEAN secara konsisten selama KTT.

"ASEAN harus memegang dan melaksanakan prinsip-prinsip yang sudah disepakati bersama misalnya the ASEAN Outlook on the Indo Pacific, dan tidak membuka peluang negara manapun untuk menawar prinsip-prinsip tersebut," tutur Retno.

Dalam kesempatan itu juga, Jokowi juga mengingatkan soal United Nations on the Law of the Sea (UNCLOS) dan berharap menguatnya multilateralisme.

"Pesan lain yang mengemuka adalah penghormatan hukumnya internasional atau UNCLOS 1982 dan pentingnya memperkuat multilaterateralisme juga mendapat penekanan di pidato presiden," Retno menandaskan.

Reporter: Genan Sapurtra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya