Trio Godfather, Fariz RM, Deddy Dukun dan Mus Mujiono Gelar Konser Amal Kemanusiaan

Fariz RM bersama dengan Deddy Dukun dan Mus Mujiono mengisi konser kemanusiaan.

oleh Aditia Saputra diperbarui 15 Nov 2020, 17:37 WIB
Trio Godfather, yang terdiri dari Fariz RM, Deddy Dukun dan Mus Mujiono

Liputan6.com, Jakarta Apa jadinya ketika 3 musisi senior berkolaborasi di atas panggung? Hal itulah yang terjadi saat Fariz RM, Deddy Dukun dan Mus Mujiono bernyanyi bareng dengan nama Trio Godfather. Mereka tampil di Charity Live Streaming Dj & Famous Musician: Apresiasi Pahlawan Medis Bersama doctorSHARE 

Oleh sebab itu, tidak berlebihan bahwa di sela-sela manggung di atas panggung, Fariz RM mengatakan keikutsertaan mereka juga atas nama kemanusiaan. 

“Ini bentuk kepedulian kami (kepada kemanusiaan), juga makin tingginya angka pandemi. Sekaligus respek kami kepada tenaga medis dan dokter, yang terus berjuang sampai kini. Mereka adalah pahlawan sebenarnya. Garda depan di masa pandemi," kata Fariz RM saat manggung di D82, Cafe & Resto, Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (14/12/2020) malam.

Karena alasan itulah, Trio Godfather, imbuh Fariz RM, dengan senang hati berkolaborasi dengan kalangan medis. "Dr. Lie adalah dokter panutan," imbuh Fariz RM, sebelum membawakan secara medleys beberapa super single abadinya. Seperti Kurnia dan Pesona, Nada Kasih, Sakura dan Barcelona.

Fariz RM yang disapa guru besar Oleh Deddy Dukun, adalah penampil ketiga, dalam konser amal itu. "Fariz RM adalah guru besar saya. Yang ngajarin nyanyi saya, yang ngajak rekaman saya," kata Deddy Dukun, yang sebelumnya, bersama Mus Mujiono, bergantian membawakan sejumlah single abadi mereka. Seperti single Biru, yang dibawakan secara syahdu oleh Deddy Dukun.

Kemudian diteruskan dengan luar biasa oleh Mus Mujiono, dengan single Arti Kehidupan. Selain itu lagu karya 2D (Deddy Dukun dan Dian Pramana Poetra) berjudul Keraguan, dan Aku Ini Punya Siapa mengalun dengan mendapatkan sambutan sangat hangat dari penontonnya. 

 


Heboh

Fariz RM dalam perayaan dua tahun bebas narkoba

Suasana semakin heboh saat Mus Mujiono, yang masih sempurna permainan gitarnya, membawakan super single Tanda-Tandanya. Sebelum akhirnya di lagu Melayang, dan Masih Ada, yang dinyanyikan dengan prima oleh Deddy Dukun. 

Nah, momen yang ditunggu-tunggu datang juga. Saat Trio Godfather; Fariz RM, Deddy Dukun dan Mus Mudjiono berhimpun di atas panggung yang sama.

 


Nama Godfather

Trio Godfather, yang terdiri dari Fariz RM, Deddy Dukun dan Mus Mujiono

Trio Godfather, yang sepenceritaan Deddy Dukun, namanya diberikan oleh Permata Belladona -- Managing Director Fariz RM Management -- membawakan sebuah nomor, yang menurut mereka, sangat cocok dan laras dengan kondisi saat ini. 

“Lagu ini sesuai dengan kondisi saat ini. Karena bercerita tentang harapan di situasi yang tidak mudah seperti sekarang," kata Fariz RM.

Deddy Dukun menambahkan, single fenomenal ini, ditulis almarhum Dodo Zakaria, dan dipopulerkan Oleh almarhum Uta Likumahua.

"Semoga menginspirasi, bahwasanya kita masih punya harapan," imbuh Deddy Dukun sembari memperkenalkan ulang nomor, Esok Kan Masih Ada.

Begitu selesai, penonton sepertinya tak puas dan kadung jatuh hati dengan Trio Godfather. Mereka pun meminta lagu tambahan. "We want more," pekik penonton berjamaah, terutama penonton emak-emak.  Maka, seketika, mengalunlah nomor riang dan jenaka, berjudul Bohong, ditulis Deddy Dukun bersama almarhum Dian PP.  

 


Kemanusiaan

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, pendiri doctorSHARE, Rumah Sakit Apung (RSA),  dr Lie A. Dharmawan, senang dengan terselenggaranya konser amal ini. Dirinya bakal terus bergerak dan bekerja atas nama kemanusiaan. 

“Saya akan membuat proposal untuk membuat kapal (apung tetap beroperasi), terutama (untuk kebutuhan) BBM-nya. 1 mill laut membutuhkan berapa (banyak) BBM. 1 liter solar di Papua, harganya bisa mencapai angka Rp 60-70 ribu. Syukurlah proyek ini tetap berjalan. Meski dengan kenekatan dan kegilaan," kata dr Lie.

dr Lie yang sudah sepuh, tapi mentalnya seperti anak muda yang tidak pernah kehabisan tenaga itu, berharap, kerja kemanusiaan seperti ini, dapat dilakukan oleh siapapun, dan dimanapun.

Namun sayangnya, saat penyelenggaraan konser kemanusiaan ini, harus tercoreng dengan ketidakprofesionalan panitia. Pasalnya, mereka sedikit menghambat kerja jurnalis yang berupaya untuk meliput acara tersebut, dengan tidak memperbolehkan meliput. 

Padahal, ini adalah konser amal, yang sejatinya sangat membutuhkan kehadiran wartawan sebagai penyambung warta kebaikan kepada masyarakat.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya