Liputan6.com, Jakarta Kepala BNPB, Doni Monardo membantah adanya pandang bulu dalam pembagian 20 ribu masker yang dibagikan pada massa yang datang acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan putri pemimpin FPI, Rizieq Shihab.
"Bantuan yang diberikan satgas pada panitia itu bukan hanya untuk acara tersebut. Tapi mengajak masyarakat di sekitarnya untuk mengenakan masker," katanya dalam acara temu media Perkembangan Penanganan COVID-19 dan Kepatuhan Protokol Kesehatan yang disiarkan langsung di laman YouTube BNPB Indonesia, Minggu (15/11/2020).
Advertisement
Menurut Doni, kepala satpol PP saat itu melaporkan ada sekitar 7.000 orang berkumpul dan sebagian dari mereka tidak mengenakan masker.
"Masker itulah yang diberikan pada mereka yang tidak pakai masker. Bisa dibayangkan kalau tidak ada bantuan masker. Lantas ada yang terpapar covid-19, satu sama lain bisa terkena, proses penularan akan terjadi semakin banyak, semakin mengkhawatirkan kita," tegasnya.
Sementara kita tahu, lanjut Doni, upaya kita memakai masker bisa menghentikan sebagian dari penularan. Disamping kebiasaan kita menyentuh wajah sehingga kita selalu mencuci tangan sesering mungkin.
"Bantuan masker yang diberikan satgas semata-mata untuk melindungi seluruh warga yang hadir jangan sampai ada diantara mereka yang positif COVID-19, lantas menulari satu sama lain, pulang ke rumah dan ada keluarga yang komorbid atau berusia lanjut terpapar COVID-19," jelasnya.
Ia menambahkan, 85 persen angka kematian COVID-19 adalah kelompok rentan. "Masker diberikan demi aspek kesehatan melindungi seluruh keluarga. Kami tidak pernah membeda-bedakan siapa yang harus diberikan. Masker yang disipakan telah didistribusikan seluruh Indonesia, sehingga masker inilah yang menjadi pelindung kita," katanya.
Simak Video Berikut Ini:
Doni Imbau untuk menghindari kerumunan
Meski kasus COVID-19 di sejumlah daerah mengalami penurunan, namun bukan berarti masyarakat boleh lengah.
Doni menuturkan dibutuhkan kesadaran bagi semua pihak untuk saling melindungi dari COVID-19 ini.
"Pemerintah mengajak masyarakat untuk jangan lakukan acara-acara yang bisa menimbulkan kerumunan, karena dampaknya akan terjadi penularan. Wabah COVID-19 ini berisiko," ujarnya.
"COVID-19 ini mungkin berbahaya, tapi manusia yang membawa COVID-19 jauh lebih berbahaya. Di dunia sudah 1,3 juta orang terinfeksi."
Sementara itu di negara kita orang yang meninggal termasuk dokter angka yang besar sekali. "Ada lebih 15 ribu orang. Tidak bisa dibayangkan kalau dibiarkan."
Advertisement