Liputan6.com, Jakarta Ketua Penilik Demisioner TTID Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro lega umat Konghucu Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Kwan Sing Bio Tuban kembali menggelar sembahyang perdana di ruangan lithang konfusiani, Sabtu (14/11/2020). Sembahyang yang dilakukan umat Konghucu ini dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan, jaga jarak, serta menggunakan masker dan cuci tangan.
Sebelumnya, mereka tidak bisa melakukan ritual keagamaan karena kelenteng ditutup sejak 28 Juli 2020, akibat konflik kepengurusan. Mengenai adanya perbedaan, Alim Sugiantoro sepakat bahwa dinamika internal di kelenteng harus diselesaikan secara mediasi.
Hal itu sudah dikatakannya saat pembukaan Kelenteng dengan oleh tiga tokoh berpengaruh yaitu Bos Maspion Grup Alim Markus, Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto dan Paulus Welly Affandi (Wefan), Minggu 25 Oktober 2020 lalu.
“Jalur mediasi sudah ada, saat gerbang pintu kelenteng ini dibuka dengan melibatkan tiga tokoh untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Alim Sugiantoro.
Baca Juga
Advertisement
Mediasi
Produser film ini juga menegaskan, jika masih ada pihak yang mempersoalkan maka itu dipastikan hanya segelintir umat bukan suara mayoritas umat.
Sebab, telah disepakati semua persoalan diselesaikan jalur mediasi demi kerukunan umat beragama. “Saya sepakat semua masalah diselesaikan secara mediasi, dan saya kira persoalan sudah selesai,” ujarnya.
Advertisement
Sembahyang Perdana
Sementara itu, Sembahyang perdana juga dihadiri oleh Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) H Wawan Djunaedi.
Dalam sambutannya, Wawan meminta agar tidak ada lagi kemelut yang mengakibatkan kelenteng kembali gaduh.
“Saya minta agar semua masalah bisa diselesaikan secara mediasi, dicari yang terbaik, sehingga yang menang adalah umat,” kata Wawan.
Kerukunan
Ia menambahkan, keberadaan TITD adalah simbolis yang harus mengedepankan untuk kerukunan umat beragama. Sebab kelenteng Kwan Sing Bio merupakan yang menaungi tiga ajaran, yakni Tao, Konghucu, dan Buddha.
“Orang bisa masuk ke TITD, artinya secara keimanan bisa menerima keberagaman,” pungkas Wawan.
Advertisement