Ciptakan Kerumunan di Tengah Pandemi COVID-19, Kelak Dimintai Pertanggungjawaban Sama Allah SWT

Siapa saja yang menyebabkan kerumunan di saat pandemi COVID-19 bakal dimintai pertanggungjawab di akhirat kelak

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Nov 2020, 09:14 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta seluruh pihak agar tidak menyelenggarakan kegiatan yang menciptakan kerumunan saat konferensi pers dari Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (15/11/2020). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menegaskan, kelak seluruh pihak yang menggelar acara dan menimbulkan kerumunan akan dimintai pertanggungjawaban sama Allah SWT.

Sebab, menciptakan kerumunan di masa pandemi COVID-19 berisiko tinggi terhadap penularan virus SARS-CoV-2 atau Virus Corona baru.

"Kami dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 sekali lagi mengajak seluruh komponen masyarakat untuk betul-betul patuh terhadap protokol kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan tidak terjadinya kerumunan," kata Doni saat konferensi pers dari RSD Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (15/11/2020).

"Sejumlah aktivitas yang menciptakan kerumunan hampir pasti bisa menimbulkan penularan COVID-19 dan bisa tertular satu sama lainnya. Dan mereka yang menyelenggarakan kegiatan tersebut nantinya bukan hanya mendapatkan sanksi di dunia oleh pemerintah, tetapi juga kelak di kemudian hari akan mendapatkan  pertanggungjawaban dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala," Doni melanjutkan.

Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan dapat terjadi penularan. Terutama bagi seseorang yang memiliki riwayat komorbid dan lansia.

"Mungkin bagi anak muda yang usianya relatif masih di bawah 36 tahun, sehat, tidak ada komorbid, rata-rata adalah tanpa gejala. Tapi kalau Saudara-saudara kita yang lain punya komorbid, usianya sudah lanjut. Maka, risikonya sangat fatal," Doni Monardo mengingatkan. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Kematian COVID-19 dari Penderita Komorbid

Petugas membawa dua peti jenazah yang akan dimakamkan dengan protokol COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Sabtu (17/10/2020). Petugas terpaksa menggunakan gerobak untuk membawa peti jenazah dikarenakan kondisi tanah yang lengket dan licin akibat diguyur hujan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Doni menyebut angka kematian COVID-19 dari seseorang yang punya riwayat komorbid dan lansia sangat tinggi.

"Data yang kami peroleh selama 8 bulan terakhir, angka kematian penderita komorbid dan lansia mencapai 80 sampai 85 persen. Sebuah angka yang sangat tinggi. Di satu sisi, seluruh komponen telah bekerja keras untuk meningkatkan angka kesembuhan," ujarnya.

"Angka kesembuhan kita sudah mendekati 83 persen. Sebuah prestasi yang sangat baik dan perlu kita hargai mengingat banyak negara di dunia saat ini kasus COVID-19 mengalami peningkatan dan tentunya juga diimbangi dengan angka kematian."

Oleh karena itu, patuh kepada protokol kesehatan menjadi salah satu upaya. Upaya ini juga meringankan kerja dari para tenaga medis dan kesehatan.

"Intiny,a kita hanya diminta untuk pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan mencuci tangan sesering mungkin Betapa sulitnya tugas para dokter. Mereka memiliki resiko yang sangat tinggi terpapar COVID-19," imbuh Doni.


Infografis Jurus Lolos Malapetaka Covid-19 Akibat Kerumunan

Infografis Jurus Lolos Malapetaka Covid-19 Akibat Kerumunan (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya