West Java Investment Summit Tawarkan Investasi Rp 33,6 T

Tersedia 21 proyek investasi yang akan ditawarkan secara langsung dalam West Java Investment Summit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Nov 2020, 12:20 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong investasi bagi pemulihan ekonomi nasional (PEN). Baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, hal ini sekaligus sebagai salah satu implementasi dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

“Bapak Presiden terus menekankan pentingnya mendorong investasi, termasuk melalui implementasi undang-undang Cipta kerja,” ujar dia dalam West Java Investment Summit, Senin (16/11/2020).

Selain itu, Perry juga melihat BKPM sangat agresif dalam mendorong investasi di berbagai daerah. Kali ini, daerah yang dimaksudkan adalah provinsi Jawa Barat. Menurut Perry, daerah ini menjadi salah satu yang paling diminati investor. Terbukti dari banyaknya investasi yang ditawarkan dengan nilai mencapai lebih dari Rp 33,6 triliun.

“Telah tersedia 21 proyek investasi yang akan ditawarkan secara langsung dalam event promosi ini, yang diselenggarakan secara kombinasi secara Hybrid dari total 30 proyek yang ditawarkan dengan total nilai investasi lebih dari Rp 33,6 triliun,” kaya Perry.

Sebelumnya, Perry dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo telah melaksanakan promosi investasi Jawa Tengah tahun 2020.

“Kali ini kegiatan promosi investasi kembali bersama-sama juga dilakukan di Jawa Barat antara Bank Indonesia, BKPM dan pemerintah provinsi Jawa Barat” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hingga September 2020, Investasi ke Sektor Industri Naik 37 Persen

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Menteri perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan, selama pandemi covid-19 atau pada periode Januari hingga September 2020, investasi yang masuk ke sektor industri mencapai Rp 201,9 triliun. Angka tersebut naik 37 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

“Nah ini kita bisa lihat justru pada saat pandemi ini investasi untuk sektor industri ya periode Januari-September 2020 naik 37 persen dibandingkan dengan periode lalu. Di tahun 2020 industri menyerap investasi senilai Rp 201,9 triliun,” kata Agus dalam talkshow Update KPCPEN: Pemulihan Ekonomi Nasional, Senin (9/11/2020).

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian tetap memastikan agar industri tetap beroperasi di masa pandemi ini agar PHK di sektor industri bisa ditekan. Dengan adanya investasi membantu mencegah PHK.

“Jadi sejak awal tadi saya sampaikan kita putar-putar otak, bagaimana sektor industri itu bisa tetap beroperasi di tengah-tengah ancaman pandemi atau virus yang sangat berat,” ujarnya.

Dirinya sadar betul bahwa dengan beroperasinya industri atau pabrik-pabrik itu pasti akan mencegah PHK dan mencegah karyawan yang dirumahkan. Oleh karena itu ia mendorong investasi agar pabrik tetap berjalan sehingga penyerapan tenaga kerja tetap berlangsung.

“Jadi investasi-investasi itu juga merupakan kata kunci untuk kita mencegah PHK dan menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Agus menegaskan sejak awal pihaknya agresif dan sadar betul bahwa perekonomian melalui kegiatan industri ini tidak boleh ketinggalan, walaupun di satu sisi penanganan kesehatan itu harus di depan sementara sektor industri harus mengikuti secara ketat di belakang.

“Jadi sekarang belum waktunya untuk sektor industri bisa bisa mendahului sektor kesehatan, tapi dia tidak boleh jauh ketinggalan dari sektor Kesehatan, sektor industri ini yang betul-betul sejak awal kami coba tangani,” pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya