Liputan6.com, Jakarta Perjalanan untuk menuju tahap kemandirian finansial memang sebuah langkah yang panjang bagi beberapa pihak, terutama Millenial. Tapi bukan sesuatu yang mustahil untuk para millenial berada di posisi tersebut jika sudah mendapatkan pengetahuan dan mau berkomitmen dalam mebuat keputusan finansial yang cermat.
Perencana finansial Amerika Serikat (AS), Bryan M. Kuderna sudah berkonsultasi serta bekerja dengan lebih dari 400 milenial. Dia melihat sebuah pola yang serupa terkait pengaturan keuangan Generasi Milenial ini.
Advertisement
Dia menyimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka jatuh di perangkap yang sama, yaitu menunggu waktu yang tepat untuk menabung, seperti melansir CNBC, Rabu (18/11/2020).
Masalahnya adalah, waktu yang tepat tidak selalu datang sedini mungkin. Jadi jika ada yang belum sempat untuk menabung, sekarang merupakan waktunya untuk memperbaiki hal tersebut.
Berikut ini adalah 6 kesalahan yang sering dilakukan millenial dalam mengatur keungan, menurut Bryan M. Kuderna:
1. Utang Kartu Kredit Dibiarkan Menumpuk
Menggunakan kartu kredit secara teratur dan bertanggung jawab merupakan salah satu cara paling efektif untuk membentuk catatan kredit pribadi. Dengan skor kredit yang baik, maka hal tersebut bisa menentukan apakah kamu dapat diizinkan untuk meminjam uang dari bank, mendapatkan hipotek dan hal lainnya.
Tapi sayangnya, mayoritas dari generasi millenial yang ditemui oleh Kuderna, ternyatak kesulitan untuk membayar hutang kartu kreditnya. Berdasarkan dari data CreditCards.com, setidaknya satu dari empat (23%) millenial, mengatakan bahwa mereka menghandalkan keuangan mereka dengan kartu kredit setidaknya dalam kurun waktu setahun.
Ada dua hal penting yang perlu diketahui dalam menggunakan kartu kredit: Jangan mengutamakan kartu kredit sebagai priotias neraca pembayaran kebutuhan sehari-hari dan jangan berlebihan dalam membelanjakan sesuatu yang tidak terlalu diperlukan.
Kuderna menyatakan bahwa jika kamu adalah seorang fresh graduate yang baru masuk dunia kerja, cobalah untuk menabung sebanyak mungkin selama 6 bulan pertama mulai bekerja. Hal tersebut pun nantinya bisa menjadi sebuah bekal untuk tabungan kamu, jadi akan bisa untuk membaya rhutang kartu kredit setiap bulannya.
2. Tidak Menyediakan Payung Sebelum Hujan
Setiap Kuderna memberikan pembicaraan di sebuah workshop finansial bagi para sarjana, satu hal yang ingin dicapai oleh mereka setelah lulus dari kampus adalah, mempunyai hunian pribadi. Tapi tidak banyak dari mereka yang mempunyai strategi untuk menyiapkan tabungan dana darurat.
Kuderna banyak melihat banyak orang hanya mempunyai hanya satu jenis simpanan. Sebagai hasilnya, orang-orang tersebut harus mengalami konsekuensi mengutang atau terpaksa mengambil uang dari tabungan utama mereka.
Kuderna mengingatkan ada dua tabungan dana darurat yang bisa dibuat oleh masing masing orang, yaitu tabungan emergency dan tabungan rainy day.
Tabungan emergency diutamakan untuk kondisi-kondisi darurat seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kecelakaan fatal. Sedangnkan tabungan rainy day (hari hujan), adalah dana khusus untuk pengeluaran yang bisa diprediksikan, seperti kunjungan bengkel, kebutuhan ledeng dan lain-lain.
3. Pendapatan Tidak Sebanding dengan Pengeluaran
Jika kamu masih muda, menikmati dan senang senang untuk sekarang-sekarang ini memang terdengar jauh lebih menarik daripada memikirkan sebuah rencana hidup jangka panjang kamu. Tapi, Kuderna mengingatkan bahwa kebebasan finansial tidak akan pernah tercapaijika pengeluaran kamu jauh lebih besar dari apa yang didapatkan.
Misalnya jangan langsung melakukan upgrade tempat tinggal, entah itu apartemen atau kos-kosan hanya karena kamu mendapatkan kenaikan gaji dari tempat kerja. Atau jangan langsung merencanakan rencana liburan mahal hanya karena kamu mendapatkan bonus.
Fokus kepada rencana yang lebih besar, seperti membayar utang-utang ataupun justru lebih baik ditabung untuk kebutuhan lebih penting lain.
Dengan begitu, nantinya pun kamu akan mempunyai cukup tabungan untuk merencanakan pembelian hunian pribadi, pensiun muda ataupun merencanakansebuah pernikahan idaman.
4. Tidak Proaktif Terhadap Kesehatan
Seperti apa yang diucapkan oleh Waren Buffet, "Anda hanya mempunyai satu pikiran dan satu badan untuk seumur hidup kalian, jadi jika tidak dijaga dengan baik-baik saat masih muda, istilahnya seperti meninggalkan mobil kamu di cuaca badai terus-terusan hingga nantinya karatan."
Walaupun kesannya tidak terlalu menarik, tapi proaktif dengan kesehatan sendiri akan menghasilkan keuntungan untuk membuat umur hidup jauh lebihpanjang dan mencegah pengeluaran dana kesehatan mahal untuk berbagai macam penyakit.
Mulai untuk menjaga makan dan lebih sering berolahraga. Mulai pergunakan dengan baik jika tempat kerja kamu menawarkansebuah program kesehatan, karena siapa tahu bisa membantu mengindetifikasi permasalah kesehatan yang tidak diketahuisebelumnya.
Advertisement
5. Tidak Merencanakan Investasi
Berdasarkan data Galup 2018, hanya ada 37 persen orang muda Amerika (Umur dibawah 35 tahun), yang mengatakan bahwa mereka mempunyaisebuah investasi saham diantara tahun 2017 dan 2018. Sedangkan sebanyak 61 persen orang yang berumur diatas 35 tahun memiliki sebuah investasisaham.
Memang banyak resiko yang terlibat dalam melakukan sebuah investasi, dimulai dari tidak bisa mengkontrol pasar saham hinggahingga tidak bisa mengukur tingkat pendapatan dari investasi tersebut.
Tapi apa yang bisa dikontrol adalah, berapa banyak yang ditabung, seberapa persentase tabungan yang digunakanuntuk berinvestasi dan bagaiman cara investasinya.
Berinvestasi saham merupakan salah satu cara paling cepat untuk terus menumbuhkan kekayaan masing-masing orang. Jika kamu tertarik, tapitidak mengetahui apa-apa soal investasi, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain ataupun jasa penasihat finansial.
6. Tidak Menabung Untuk Masa Pensiun
Menunggu terlalu lama untuk menabung untuk masa pensiun, dinilai oleh Kuderna sebuah kesalahan besar yang nantinya bisa menjadi sebuah masalahdimasa depan.
Berdasarkan data 2018 dari E-Trade, lebih dari sepertiga generasi millenial Amerika Serikat mengeluarkan begitu banyak dana untukpengeluaran liburan dan kebutuhan-kebutuhan personal.
Dimana aturan secara umumnya, adalah untuk menyisakan dana untuk ditabung setidaknya 15 persen dari penghasilan kamu setiap tahunnya.
Satu alasan yang sering didengar oleh Kuderna dari millenials adalah bahwa kebanyakan masih belum mempunyai uang yang cukup untuk menerapkan strategi tersebut.
Kuderna menyarankan, jika memang begitu situasinya, maka ubah dan sesuaikan gaya hidup hingga kamu bisa mengeluarkan lebih sedkit dariapa yang didapatkan. Walaupun hanya menyisikan sedikit uang, tapi hal itu bisa memberikan cukup banyak perubahan.
Reporter: Yoga Senjaya Putra