Liputan6.com, Jakarta - Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat akan mulai beroperasi pada Desember 2020. Pelabuhan ini memiliki terminal kendaraan sepanjang 350 meter dan luas 22 hektar sebagai pendukung dermaga.
Secara perspektif, Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo mengatakan Pelabuhan Patimban berada di tengah laut.
Advertisement
"Secara perspektif, Pelabuhan Patimban akan ada di tengah laut," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo dalam Diskusi Publik, Kementerian Perhubungan secara virtual, Jakarta, Senin (16/11/2020).
Agus menjelaskan Pelabuhan ini dikelilingi dinding laut (sea wall). Dinding laut memiliki panjang 2 kilometer dan 895 meter di sisi lainnya .
Tak hanya itu, Pelabuhan berskala internasional ini juga dilengkapi juga dengan pemecah gelombang. "Pemecah gelombang 1100 meter kanan dan atas," kata dia.
Saat ini pengerjaan tersebut masih berlangsung. Namun sudah pada tahap penyelesaian.
"Pekerjaan sekarang sedang berlangsung untuk break water atau sea wall. Ini sudah tahap penyelesaian," kata Agus.
Saat ini dermaga peti kemas yang ada memiliki kedalaman 10 meter. Di pembangunan tahap I-2 nanti akan kembali diperdalam menjadi 14 meter.
Agus menambahkan dermaga petikemas di Pelabuhan Patimban tersebut akan digunakan untuk ekspor-impor kendaraan. Termasuk juga sebagai dermaga distribusi kendaraan ke berbagai tempat di seluruh Indonesia.
"Harapan kami bisa dimanfaatkan untuk ekspor-impor kendaraan dan distribusi kendaraan ke tempat lain di seluruh Indonesia," kata Agus.
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangunan Pelabuhan Patimban Ditarget Kelar di 2027
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat memiliki desain berada di tengah laut. Pelabuhan berskala internasional ini berbentuk huruf L dan memiliki back up area di daratan yang memiliki luas 380 hektar.
Ini diungkapkan Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla), Kementerian Perhubungan, Agus H Purnomo. "Secara perspektif, Pelabuhan Patimban akan ada di tengah laut. Yang bentuknya L di tengah laut dan ada back up area (di darat) ini luasnya 380 hektare," jelas Agus di Jakarta, Senin (16/11/2020).
Agus mengatakan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban ini dilakukan sejak tahun 2018 dan berakhir pada tahun 2027.
Namun Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meminta proyek ini dipercepat. "Kontrak paket pengerjaan sampai 2027 tapi Pak Menteri minta ini dipercepat," kata dia.
Tahap pembangunan tahap 1 telah akan berakhir pada Desember 2020. Saat ini sudah dibangun peti kemas seluas 35 hektar yang memiliki kapasitas 250 ribu TEUs. Terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas 218 ribu kendaraan.
Pembangunan tahap I-2 yang akan dilakukan tahun 2021. Terdiri dari 3 segmen di antaranya 66 hektar peti kemas dengan kapasitas kumulatif 3,75 juta TEUs di tahun 2023. Lalu terminal kendaraan totalnya 600 ribu kendaraan. Terakhir terminal Roro yang memiliki kapasitas 500 ribu TEUs.
Setelah itu pada tahap II, Pembangunan Pelabuhan Patimban akan dijadwalkan di tahun 2024-2025. Proses pembangunan ini bertujuan untuk memperluas terminal peti kemas. Sehingga, kapasitas kumulatifnya menjadi 5,5 juta TEUs.
Pada tahap III pembangunan peti kemas Pelabuhan Patimban akan mencapai 7,5 TEUs. Selain area pelabuhan, Pelabuhan Patimban dilengkapi juga back up area untuk mendukung operasional pelabuhan.
"Ini untuk mendukung dermaga atau pelabuhan di tengah laut itu . Jadi itu harapannya akan kita selesaikan nanti," kata dia.
Advertisement