Liputan6.com, Washington, D.C. - Amerika Serikat kini punya dua calon vaksin COVID-19 yang potensi suksesnya tembus 90 persen. Presiden Donald Trump lantas meminta sejarawan ingat vaksin itu ditemukan semasa pemerintahannya.
Dua vaksin itu diproduksi oleh Pfizer dan Moderna. Keduanya mendapat dukungan dari Operation Warp Speed pemerintahan Trump.
Baca Juga
Advertisement
"Vaksin lain barus saja diumumkan. Kali ini oleh Moderna, 95 persen efektif. Kepada para 'sejarawan' hebat, tolong ingat bahwa temuan-temuan besar ini, yang akan mengakhiri Wabah China, semuanya terjadi dalam pengawasan saya!" ujar Donald Trump via Twitter seperti dikutip Selasa (17/11/2020).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan AS, pemerintahan Donald Trump telah memesan vaksin Pfizer dan Moderna. Dua perusahaan itu mendapat pesanan masing-masing 100 juta dosis vaksin COVID-19 dari pemerintah AS.
Anggaran yang digelontorkan mencapai sekitar US$ 3,5 miliar.
Pemerintahan Donald Trump juga memesan vaksin dari AstraZeneca/Oxford serta dari Johnson & Johnson. Targetnya, akhir tahun ini ada 20 juta warga AS yang mendapat vaksin.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
20 Juta Warga AS Bakal Disuntik Vaksin COVID-19 pada Desember 2020
Pemerintahan Donald Trump siap menyuntik 20 juta warga Amerika Serikat dengan vaksin COVID-19 pada Desember 2020. Setelahnya, AS akan punya kapasitas untuk menyuntik antara 25 juta sampai 30 juta orang per bulan.
Vaksinnya akan mendapat izin penggunaan darurat untuk kelompok yang rentan.
"Kami berencana untuk memiliki cukup dosis vaksin yang tersedia untuk mengimunisasi sekitar 20 juta individu di bulan December," ujar Dr. Moncef Slaoui, kepala ilmuwan di Operation Warp Speed dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip Minggu 15 November 2020.
Dr. Slaoui berkata target berikutnya adalah menyuntik hingga 30 juta orang per bulan. Namun, ia berkata akan ada lebih banyak orang yang bisa divaksin jika ada vaksin COVID-19 tambahan di Februari 2021.
Dr. Slaoui berkata Operation Warp Speed juga akan fokus pada pengobatan. Salah satunya adalah terapeutik dari Eli Lily yang pernah dipakai Donald Trump saat ia positif COVID-19.
Baru-baru ini, vaksin COVID-19 milik Pfizer menunjukan potensi untuk memberikan antibodi melawan COVID-19.
"Potensinya adalah dua vaksin dan dua terapeutik akan mendapat izin darurat sebelum akhir tahun ini, menurut saya itu adalah pencapaian luar biasa," ujar Dr. Slaoui.
Advertisement
Vaksin Moderna
Salah satu kandidat vaksin Corona COVID-19 hampir 95 persen efektif, data awal ini disampaikan oleh perusahaan Amerika Serikat yaitu Moderna.
Hasilnya semakin meningkat dengan hasil serupa dari Pfizer, dan menambah keyakinan yang semakin besar bahwa vaksin dapat membantu mengakhiri pandemi, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa 17 November 2020.
Kedua perusahaan menggunakan pendekatan yang sangat inovatif dan eksperimental untuk merancang vaksin mereka.
Moderna mengatakan ini adalah "hari yang luar biasa" dan mereka berencana untuk mengajukan permohonan persetujuan penggunaan vaksin dalam beberapa minggu ke depan.
Namun, ini masih data awal dan pertanyaan kunci masih belum terjawab.
Seberapa baik vaksin tersebut? Uji coba tersebut melibatkan 30.000 orang di AS dengan setengahnya diberi dua dosis vaksin, dengan jarak empat minggu.
Analisis ini didasarkan pada 95 orang pertama yang mengembangkan gejala Covid-19. Hanya lima dari kasus Corona COVID-19 terjadi pada orang yang diberi vaksin, 90 di antaranya yang diberi pengobatan tiruan. Perusahaan mengatakan vaksin tersebut melindungi 94,5 persen orang.
Data juga menunjukkan ada 11 kasus COVID-19 berat dalam uji coba, namun tidak ada yang terjadi pada orang yang diimunisasi.
"Efektivitas keseluruhannya luar biasa. Ini hari yang luar biasa," kata Tal Zaks, kepala petugas medis di Moderna, kepada BBC News.
Dr Stephen Hoge, presiden perusahaan, mengatakan: "Saya kira tidak ada dari kami yang benar-benar berharap vaksin itu 94% efektif mencegah penyakit Covid-19, itu benar-benar realisasi yang menakjubkan."
Jokowi Minta PBB Berperan Memenuhi Akses untuk Obat dan Vaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin COVID-19 bagi semua pihak.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 ASEAN-PBB yang digelar secara virtual, Minggu 15 November 2020.
Dia pun mencontohkan, PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan pandemi baru di masa mendatang.
"Di kawasan Asia Tenggara, belajar dari pandemi ini, kita berusaha bangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework," kata Jokowi.
Dia pun berharap, PBB mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. "PBB harus mengembalikan kepercayaan terhadap multilateralisme. Kepercayaan akan tumbuh jika multilateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia khususnya dalam melawan pandemi," ungkap Jokowi.
Menurut dia, dengan pandemi COVID-19 ini, dirinya berkeyakinan, ada pemahaman untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional dan regional. "Kami yakin, perbaikan pada sistem kesehatan nasional dan regional dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global," jelas Jokowi.
Advertisement