Liputan6.com, Jakarta - Tiga dari empat pelaku begal yang merampas barang berharga milik Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko di Jalan Merdeka Barat, Oktober lalu telah diamankan. Masing-masing berinisial RHS (32), RY (39), dan RA.
Satu orang masih dalam perburuan dan telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Seperti halnya RA, polisi pun meminta NK untuk segera menyerahkan diri.
Advertisement
"Dia takut ketangkap makanya menyerahkan diri. Ini juga berkat dorongan dari orangtuanya karena sosoknya sudah viral dan kepolisian sudah tahu namanya," ucap Yusri, Kamis, 12 November 2020.
Sebelumnya untuk mengungkap kasus pembegalan tersebut, polisi memeriksa rekaman CCTV yang ada disekitar lokasi. Dari sana mulai timbul kecurigaan petugas bahwa aksi begal dilakukan oleh empat pelaku yang saling berbagi peran.
"Ada yang mengawasi area di sekitar lokasi dan yang merampas barang milik korban," sebut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, 28 Oktober 2020.
Polisi bahkan membentuk tim khusus pemburu begal yang kian marak di Ibu Kota serta menyasar para pesepeda.
Dari 14 laporan aksi begal yang diterima polisi selama bulan Oktober, tim khusus berhasil mengungkap tujuh di antaranya. Salah satunya pembegalan terhadap Kolonel Pangestu Widiatmoko. Dari hasil penyelidikan, satu per satu identitas para pelaku pun mulai terungkap.
Berikut sejumlah hal terkait tiga pelaku begal sepeda anggota marinir yang telah ditangkap:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1 Pelaku Begal Marinir Menyerahkan Diri
Semula, pelaku begal sepeda terhadap perwira Marinir ini berjumlah dua orang. Namun, satu buron berinisial RA lebih dulu menyerahkan diri pada Senin malam 9 November 2020.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menerangkan, RA menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Pusat. Pengakuannya, pelaku merasa cemas setelah indentitasnya diketahui polisi.
"Dia takut ketangkap makanya menyerahkan diri. Ini juga berkat dorongan dari orangtuanya karena sosoknya sudah viral dan kepolisian sudah tahu namanya," ucap Yusri, Kamis (12/11/2020).
Selain itu, RA yang sempat buron mengaku memilih menyerahkan diri karena takut ditembak saat ditangkap polisi.
"Saya takut (ditembak), saya ke sini juga karena disuruh orang tua," kata RA saat menjawab pertanyaan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus tentang alasannya menyerahkan diri, Rabu 11 November 2020.
Dikutip dari Antara, RA memiliki peran sebagai pengintai dalam kelompok begal sepeda tersebut. Pada saat membegal perwira Marinir, RA diketahui berboncengan dengan DPO lainnya berinisial NK dan menaiki motor Satria FU berwarna merah hitam dengan plat nomor B 3699 SWT
Advertisement
1 Pelaku Begal Marinir Masuk DPO
Buron begal sepeda terhadap perwira TNI AL Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko tersisa satu orang. Polisi pun meminta buron yang diketahui berinisial NK itu segera menyerahkan diri.
Yusri berharap NK juga melakukan hal serupa seperti yang dilakukan RA. Dia menyatakan, kepolisian telah mendeteksi keberadaan NK.
"Kita mengharapkan NK menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Pusat karena kita sudah tau keberadaannya. Tim masih terus bergerak ini. Makanya kita minta kooperatif," ucap dia.
Sebelumnya 2 Pelaku Telah Ditangkap
Sebelum akhirnya RA menyerahkan diri, polisi telah menangkap dua komplotan lainnya. Keduanya RHS (32) dan RY (39). Mereka dua dari 10 orang yang ditangkap oleh Tim Khusus Antibegal Polda Metro Jaya dalam tempo sepekan.
"Hari ini dua pelakunya sudah kami tangkap," tutur Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana di Polda Metro Jaya, Sabtu, 7 November 2020.
Dalam kasus itu, RHS sendiri berperan sebagai eksekutor. Sedangkan RY merupakan joki dan pengawas keadaan.
"Mereka mengaku sudah lima kali melakukan aksi serupa di kawasan Thamrin saat CFD, di Sarinah, di Kebayoran Baru, di Gajah Mada, dan Mangga Dua," Nana menandaskan.
Saat dilakukan pemeriksaan tes urine, kedua tersangka dinyatakan positif narkoba jenis amphetamin.
Saat diperiksa lebih lanjut, kedua begal sepeda tersebut mengaku tidak mengetahui korban yang dibegal di Jalan Medan Merdeka Barat adalah seorang perwira TNI.
"Ketika melakukan aksi kemarin mereka tidak tahu itu anggota TNI, kalau tahu tentu tidak akan berani," ujar Yusri seperti dikutip dari Antara.
Advertisement