Liputan6.com, Surabaya - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Probolinggo, Dewi Vironica, membantah tudingan RSUD Tongas memanipulasi data seorang ibu hamil menjadi berstatus pasien Covid-19 untuk meraup keuntungan.
Ia mengungkapkan, ibu hamil itu sudah memasuki bukaan tujuh dan akan bersalin di Puskesmas Besuk. Hasil tes cepat menunjukan reaktif. Oleh karena itu ibu hamil dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo.
“Tetapi ternyata ruang isolasi di RSUD setempat penuh sehingga harus dirujuk ke RSUD Tongas,” ujarnya seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (17/11/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ia menuturkan, Puskesmas Besuk sudah memberikan komunikasi informasi dan edukasi kepada sang suami ibu hamil. Sang suami juga sudah menandatangani surat persetujuan rujuk ke RSUD Tongas.
Bahkan, Puskesmas Besuk sudah mengambil gambar video proses edukasi kepada keluarga tersebut. Video sudah dikirim ke RSUD Tongas sebagai syarat sebelum merujuk dan sudah diterima oleh RSUD Tongas.
“Setelah melahirkan, esok harinya pasien dilakukan uji seka pada 12 dan 13 November 2020," ucapnya.
Dewi juga membantah kabar intimidasi petugas kesehatan di Probolinggo. Ia menegaskan tidak ada intimidasi kepada pasien maupun keluarha pasien, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Dalam kondisi darurat, seperti ibu hamil itu, tim medis selalu memberikan layanan kegawatdaruratan lebih dulu.
Menurut Dewi, ibu hamil biasanya memiliki sistem imun yang rendah sehingga rentan terinfeksi bakteri maupun virus.
Sementara, hasil uji seka ibu hamil di Probolinggo itu sudah keluar. Hasilnya, positif. Keluarga sudah diberi penjelasan dan pasien melanjutkan rawat inap di RSUD Tongas.