Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa belajar menekan kasus aktif COVID-19 dari Thailand, yang mana saat ini kurang lebih melibatkan 1 juta kader desa dari total 69 juta populasi penduduk Negeri Gajah Putih. Tercatat kasus aktif COVID-19 di Thailand per 15 November 2020 sebesar 2,43 persen.
Angka tersebut sangat rendah dibanding rata-rata dunia sebesar 28,18 persen. Jika dibandingkan dengan Indonesia, maka Thailand jauh lebih rendah. Per 15 November 2020, kasus aktif COVID-19 Indonesia berada di angka 12,72 persen.
Advertisement
"Kita dapat belajar dari negara-negara lainnya yang telah mampu menekan kasus aktif COVID-19, seperti Thailand dan Singapura (0,09 persen)," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
"Masyarakat dapat berperan menekan kasus aktif ini dengan cara disiplin mematuhi protokol kesehatan di manapun, di setiap aktivitas yang dilakukan. Ingat, protokol kesehatan melindungi diri kita dan orang-orang terdekat dari potensi penularan COVID-19."
Indonesa adalah bangsa yang besar. Bila kita berhasil menekan kasus aktif, maka kita telah berkontribusi menekan kasus aktif COVID-19 dunia.
"Di sisi lain, apabila kita lengah, maka kita pun akan memberikan dampak yang buruk pada penanganan COVID-19 di dunia," lanjut Wiku.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Thailand Capai Universal Health Coverage pada 2002
Merujuk pada studi tahun 2018, Wiku memaparkan, perkembangan bidang kesehatan di Thailand sejak 1970-an atau kurang lebih 40 tahun telah berfokus pada investasi infrastruktur kesehatan masyarakat di tingkat daerah sampai komunitas.
"Ini termasuk melakukan pelatihan tenaga kesehatan. Kebijakan kesehatan di Thailand mampu meningkatkan kapasitas masyarakat di daerah melalui pelatihan kepada para kader. Selanjutnya, para kader kesehatan ditugaskan ke area pedesaan maupun daerah tertinggal," paparnya.
"Sejak tahun 1975, akses skema target asuransi untuk berbagai kelompok juga ditingkatkan secara bertahap. Hal ini membuat pelayanan kesehatan di Thailand mampu mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2002. Kalau di Indonesia namanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)."
Advertisement
Pengalaman SARS dan Kader Desa
Thailand diketahui melaporkan kasus pertama COVID-19 pada 13 Januari 2020. Negeri Gajah Putih ini merupakan negara pertama di luar Tiongkok yang melaporkan kasus COVID-19.
"Pada 10 hari sebelumnya, Thailand telah mengaktivasi program kedaruratan untuk mencegah wabah besar yang melibatkan respons seluruh masyarakat yang disebut whole-society response," terang Wiku.
"Upaya ini didasari oleh bukti ilmiah dan didukung oleh kepemimpinan kolektif. Respons ini juga hasil pembelajaran dari pengalaman menangani wabah sebelumnya, yaitu SARS pada tahun 2003."
Melalui manajemen kesehatan masyarakat yang baik, sistem kesehatan di Thailand mampu beradaptasi dengan kebutuhan. Sistem kesehatan ini berhasil menginformasikan dan memobilisasi masyarakat selama penanganan pandemi COVID-19.
Tindakan pencegahan deteksi atau testing, lalu pelacakan kontak (tracing), dan perawatan (treatment) berjalan baik. Terjadi penurunan kasus COVID-19 secara bertahap pada April dan Mei 2020.
"Subjek yang berperan terhadap penanganan COVID-19 adalah kader desa atau village health volunteer. Mereka adalah orang yang biasa berkontribusi membantu penanganan COVID-19 di lingkungan terdekatnya," imbuh Wiku.
"Di bawah pengawasan dinas kesehatan setempat, jumlah mereka saat ini kurang lebih 1 juta dari total 69 juta populasi penduduk Thailand."
Infografis Waspada Gelombang Kedua Covid-19
Advertisement