Strategi Pemasaran Penting Demi Gaet Pelanggan di Masa Pandemi

Dalam kondisi pandemi ini, bisnis akan didorong untuk lebih mengoptimalkan penjualan secara digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2020, 21:50 WIB
Ilustrasi digital marketing. Dok: oracle.com

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kondisi pandemi ini, bisnis akan didorong untuk lebih mengoptimalkan penjualan secara digital. Untuk itu dibutuhkan strategi marketing tepat agar bisa menggaet pelanggan.

Namun, memulai bisnis tidak semudah membalikkan tangan. Ada berbagai hambatan saat mencoba peruntungan bisnis. Seperti produk yang kurang matang, produk yang ternyata kurang tepat, dan target pasar yang belum sesuai.

Founder & CEO Tribelio.com, Denny Santoso, mengatakan untuk sukses berbisnis online, maka perlu belajar dari pengalaman dan juga aksi nyata. Menurutnya belajar memang mudah, tapi bila tidak diuji langsung di lapangan maka teori tidak ada gunanya.

“Pendapatan (income) datang dari aksi nyata, bukan belajar saja,” kata Denny dalam keterangan resminya, Selasa (17/11/2020).

Ia menambahkan, untuk berbisnis perlu berani mengambil risiko untuk mewujudkan ide-ide yang dimiliki. Tapi manajemen risiko perlu dilakukan dengan benar.

“Tentunya harus ada keberanian mengambil risiko dengan penuh perhitungan (calculated risk), tidak hanya asal-asalan. Untuk itu sebelum memulai bisnis, amatlah penting untuk memiliki strategi yang tepat,” lanjut Denny.

Ia menyarankan fondasi awal yang harus dipahami oleh banyak pebisnis pemula adalah dengan memiliki daftar (list) yang berisikan data pelanggan atau calon pelanggan. Dengan adanya sebuah daftar atau list building, para pelaku usaha dapat membangun database pelanggan dan mengelolanya hingga menghasilkan omzet yang luar biasa, daripada harus menunggu pelanggan datang setiap harinya.

Dengan database yang sudah tersusun rapi, pelaku usaha dapat mengirimkan promosi lewat media sosial ataupun e-mail yang bisa langsung dilakukan tanpa menguras waktu.

Pengiriman lebih cepat dan tentunya ditujukan kepada orang yang tepat. Dan produk atau jasa yang ditawarkan perlu ditingkatkan promosinya agar kesadaran masyarakat atas adanya produk atau jasa tersebut bisa meningkat.

“Pastikan konten yang dibagikan memiliki manfaat bagi orang banyak, agar pelanggan atau calon pelanggan dalam database bisa membagikannya ke orang lain,” jelasnya.

Seringkali calon pengusaha melihat hambatan menjadi penghalang untuk memulai berbisnis. Untuk menghadapi hal tersebut, Denny memiliki suatu strategi dasar sebelum memulai bisnis online, yang terangkum dalam buku bernama List Building Black Book (LBBB).

Buku yang telah terjual lebih dari 2.000 copies hanya dalam 3 hari ini memiliki panduan termudah dan paling rinci untuk memulai bisnis online sekarang.

"Buku ini berisikan semua langkah dan strategi yang sudah dibuktikan oleh ribuan orang dalam peningkatan penghasilan mereka, baik perorangan maupun bisnisnya. Semua yang saya tulis ini berdasarkan pengalaman saya sendiri, dari 21 tahun berbisnis dan 13 tahun di digital marketing," tambah Denny.

Denny ingin memberi edukasi kepada masyarakat terutama bagi para pebisnis yang kini mengalami penurunan karena terdampak pandemi Covid-19.

Selain bagi pebisnis, LBBB juga cocok bagi para pemula yang sedang mencari ide bisnis. Tidak hanya memberikan teori, tetapi juga langkah-langkah praktis seperti menentukan target pasar yang menguntungkan, pelanggan yang ideal, hingga membangun database dan memaksimalkan penggunaan media sosial seperti Instagram, Facebook atau Youtube untuk menghasilkan dampak yang masif terhadap penghasilan.

"Jika setelah mempelajari strategi dalam List Building Black Book dapat mengerti langkah awal ini dan bisa menghasilkan untuk menunjang hidup, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih produktif secara online dan terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat," tutup Denny.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tribelio Dorong Pelaku Usaha Tingkatkan Bisnis Lewat Komunitas

Peluncuran Tribelio, platform yang membantu mengelola komunitas, dan memperoleh pendapatan dari keberadaan komunitas dalam bisnis mereka tersebut.

Jumlah entrepreneur di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Data Entrepreneurship Global Index 2018 menunjukan indeks kewirausahaan di Indonesia sudah mencapai 3,1 persen. Bahkan di 2019 ini, jumlahnya diperkirakan akan mencapai 5 persen dari total jumlah penduduk.

Peningkatan tersebut lantaran banyak pebisnis baru, terutama kaum muda, terjun ke dunia usaha. Industri atau sektor yang ditekuni oleh para entrepreneurship ini pun semakin berkembang, mulai dari sektor padat karya hingga ke industri kreatif.

Namun, dengan tantangan bisnis yang semakin kompleks, tidak sedikit dari pelaku bisnis ini terkendala dalam meningkatkan bisnis dan potensi bisnis yang mereka miliki. Untuk itu, CEO & Founder Tribelio.com Denny Santoso yang juga seorang Serial Entreperenur dan Digital Marketer Indonesia meluncurkan platform Tribelio berbasiskan komunitas.

Tribelio adalah sebuah All in One Community Management Platform untuk membantu orang-orang yang ingin membangun dan mengelola komunitas, dan memperoleh pendapatan dari keberadaan komunitas dalam bisnis mereka tersebut.

Seperti diketahui, para pelaku bisnis membuat grup komunitas bisnisnya di platform media sosial yang sudah ada di publik. Namun, platform-platform tersebut penggunaannya terbatas. Misalnya saja dalam memasukkan konten, ataupun ketika ingin mengakses database masing-masing member komunitas sangat terbatas aksesnya.

“Dengan Tribelio ini, pengelolaan sepenuhnya ada di tangan si pelaku bisnis itu. Dimana dia sebagai pemilik group, atau biasa kami sebut sebagai Chiefs, dapat mengelolanya secara penuh,” kata Denny Santoso dikutip dari keterangan tertulis, Senin (11/11/2019).

Tribelio ini, lanjut Denny, dapat menjadi jawaban untuk kebutuhan entrepreneur, business owner, brand owner, hingga influencers dalam mengelola bisnisnya melalui komunitas. “Jika komunitas dikelola dengan baik, maka mereka dapat membantu keberlangsungan sebuah bisnis. Nah dengan platform Tribelio ini diharapkan dapat meningkatkan potensi bisnis dan peningkatan revenue hingga 10 kali,” ujarnya.

Denny menambahkan dengan membangun hubungan yang baik, maka kecil kemungkinan orang untuk tidak menjadi loyal dengan bisnis yang dimiliki oleh Chiefs, karena “People DO NOT refund Relationship, but People do refund Transactions” – ketika good relationship terbangun antara pebisnis dengan customer; influencer dengan follower; brand dengan masyarakat, maka mereka tidak akan mudah berpaling.

“Biarpun ada produk diluar sana yang lebih murah misalnya, mereka akan cenderung memilih produk yang ditawarkan oleh sosok yang mereka percaya, walaupun harganya lebih mahal,” terang Denny.

Tribelio yang baru saja soft lauching pada 19 September 2019 lalu, saat ini sudah memilki lebih dari 20000+ pengguna dan tersebar di seluruh Indonesia. Hari ini, pada #AfterFunnel Worskhop, sudah ada lebih dari 500 peserta yang hadir dan mereka semua adalah para Tribe Chiefs.

“Artinya ada potensi lebih dari 500 orang yang ingin dan bisa menjadi Chiefs. Jika satu orang Chiefs memiliki 100 orang member komunitas, itu artinya akan ada 500 ribu orang yang akan memakai Tribelio. Harapan saya, pengguna Tribelio ini bisa mencapai 1 juta orang hingga tahun depan, sehingga lebih banyak movement for good impact” kata Denny.  

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya