Kolaborasi Mendukung Penyandang Disabilitas dengan Kelas Memasak dan Kewirausahaan Kuliner

Dengan keterampilan memasak, para penyandang disabilitas bisa membuka usaha atau bekerja di bidang kuliner.

oleh Henry diperbarui 18 Nov 2020, 12:02 WIB
Kolaborasi Mendukung Penyandang Disabilitas dengan Pelatihan Memasak dan Kewirausahaan Kuliner. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta -  Penyandang disabilitas adalah orang normal yang memiliki keterbatasan. Dalam beberapa hal mereka memang butuh bantuan orang lain, tapi bukan berarti mereka tak bisa melakukan banyak hal. Mereka juga bisa punya keahlian tertentu dan membuka usaha.

Saat ini sejumlah pihak ikut membantu para penyandang disabilitas untuk mengasah bakat dan kemampuan mereka. Salah satunya adalah produsen home appliances PT Modena Indonesia yang melakukan kolaborasi dengan DignityKu untuk memberi pelatihan dan pembinaan bagi penyandang disabilitas.

DignityKu sendiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dengan memberikan beasiswa program pelatihan khusus bagi teman teman penyandang disabilitas. Modena dan DignityKu berkolaborasi karena punya visi dan misi yang sama yaitu mensejahterakan penyandang disabilitas agar menjadi pribadi yang lebih mandiri, bahagia dan bermartabat.

Caranya, dengan memberikan pelatihan agar mereka punya keterampilan khusus, memiliki jiwa profesionalisme maupun entrepreneurship dan sekaligus membuka lapangan kerja bagi para penyandang disabilitas.

"Kita membuka kelas pelatihan dalam bidang memasak yang didukung oleh ACP (Association of Culinary Professional) untuk memberikan pelatihan dan pembinaan bagi teman-teman penyandang disabilitas," terang Bagus Prastowo selaku Vice President PT Modena Indonesia dalam jumpa pers di Modena Experience Center Satrio di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 17 November 2020.

ACP menyediakan tenaga pengajar dan kurikulum sehingga para peserta nantinya menjadi individu yang siap kerja. Rangkaian pelatihan dan pembinaan itu terdiri dari Kelas Memasak (Cooking Class) yang akan difasilitasi oleh Modena.

Lalu ada pembinaan kewiraswastaan (Entrepreneurship Training) yang nantinya para peserta dapat bekerja di kafe milik DignityKu, membuka usaha sendiri, atau mendapatkan rekomendasi kerja. DignityKu juga akan membantu menyalurkan peserta melalui outsource kepada berbagai institusi terhubung.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Membaca Gerak Bibir

Kolaborasi Mendukung Penyandang Disabilitas dengan Pelatihan Memasak dan Kewirausahaan Kuliner. (Liputan6.com/Henry)

"Kita berharap jangan sampai mereka hanya sekadar dapat pembelajaran, tapi tidak ada kemauan dan tahu harus bagaimana setelah itu. Kita tidak mau hanya belajar saja, mudah-mudahan mereka bisa berkarya dan berusaha setelah mengikuti program ini," lanjut Bagus Prastowo.

Untuk mengajar para penyandang disabilitas, para koki mengungkapkan kemampuan mereka tidak beda jauh dengan orang biasa, bahkan bisa lebih tekun dan fokus dalam mengerjakan berbagai hal, termasuk memasak.

"Perbedaannya dalam cara mengajar dan membimbing mereka, terutama yang pendengarannya terbatas. Yang penting saat kita berbicara menyampaikan materi, jangan bicara terlalu cepat supaya mereka bisa membaca gerak bibir kita," terang Chef Stefu dari ACP.

Program ini dimulai pada pertengahan November 2020 dan dibuka batch pertama bagi 12 teman-teman penyandang disabilitas yang terdiri dari 20 kali pertemuan.

Dengan memberikan pelatihan dan pembinaan, Modena berharap bisa membantu teman-teman penyandang disabilitas dalam menambah skill mereka yang akan diberikan oleh tenaga profesional di bidangnya. Setelah itu, mereka diharapkan bisa ikut bersaing dalam dunia kerja, bahkan membuka usaha sendiri.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya