Liputan6.com, Surabaya - Satgas Penanganan COVID-19 mencatat wilayah yang masuk zona merah COVID-19 atau tingkat risiko penyebaran tinggi di Jawa Timur hanya di Lumajang.
Sedangkan wilayah yang tercatat di zona oranye COVID-19 atau tingkat risiko penyebaran sedang antara lain Sumenep, Probolinggo, Trenggalek, Kota Madiun, Tuban, Kediri, Kota Mojokerto, Blitar, Gresik, Banyuwangi, Nganjuk, Kota Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Kota Blitar, Jember, Kota Surabaya, Jombang, Malang, Kota Kediri, Kota Batu, Ponorogo, Magetan, Kota Malang, Situbondo, dan Kota Probolinggo.
Kemudian zona kuning atau tingkat risiko rendah penyebaran Covid-19 ada di 11 kabupaten atau kota. Yakni di Pasuruan, Tulungagung, Pacitan, Bondowoso, Sampang, Ngawi, Bangkalan, Madiun, Bojonegoro, Lamongan, Pamekasan.
Baca Juga
Advertisement
Juru bicara Satgas Covid-19 Jawa Timur dr. Makhyan Jibril Al-Farabi mengungkap faktor Kabupaten Lumajang kembali ditetapkan sebagai daerah dengan risiko tinggi penyebaran COVID-19 alias zona merah.
Menurut Jibril, perubahan status itu disebabkan ada lonjakan kasus positif COVID. Dalam sepekan pasien terkonfirmasi virus korona jenis baru ini mencapai 105 orang.
"Biasanya kasus mingguan di Lumajang 40 sampai 50 kasus baru. Tapi per minggu kemarin mencapai 105 kasus COVID-19 positif," ujar dia, Rabu (18/11/2020).
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Angka Kematian karena COVID-19 Meningkat
Tidak hanya penambahan jumlah pasien positif, Jibril mencatat, Lumajang juga alami kenaikan angka kematian. Dalam satu minggu terakhir, case fatality rate di Lumajang bertambah dua kali lipat.
"Biasanya Lumajang hanya meninggal dua sampai enam pasien, minggu kemarin menjadi 12 (orang meninggal dunia)," tegasnya.
Dugaan penyebab naiknya pasien positif COVID-19 di Lumajang karena muncul klaster baru. Hanya saja Jibril tidak merangkak secara rinci ihwal klaster baru yang dimaksud.
Pastinya, kata dia, hasil dievaluasi terlacak ada beberapa klaster penularan. "Kebanyakan yang terbaru klaster keluarga, klaster perkantoran dan nakes," tutur dia.
Advertisement