Pengakuan Suami kepada Polisi Usai Temukan Jenazah Istri dan 2 Anaknya dalam Rumah

Ibu rumah tangga di Pekanbaru yang bunuh diri usai mengakhiri hidup 2 bayinya dikenal tetangga sebagai orang yang jarang bergaul dan keluar rumah.

oleh M Syukur diperbarui 19 Nov 2020, 15:00 WIB
Kain yang digunakan ibu rumah tangga di Pekanbaru untuk bunuh diri di dapur. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Suasana sebuah perumahan di Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, mendadak heboh pada Senin petang, 16 November 2020. Ibu rumah tangga inisial NSW, penghuni salah satu rumah di lingkungan itu ditemukan tewas karena bunuh diri.

Tak sendirian, perempuan 27 tahun ini membawa serta dua bayinya dengan cara dicekoki racun. Adanya cairan berbahaya ini berdasarkan autopsi medis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

Pengakuan warga sekitar, NSW bersama suaminya PNG sudah setahun tinggal di sana. Mereka punya tiga anak, satunya berhasil selamat dari jeratan maut NSW.

"Istrinya (NSW) memang jarang keluar dan bergaul, lebih banyak di rumah," kata Hengki, warga sekitar.

Hengki bercerita, NSW bersama suaminya juga sering terlihat duduk di depan teras rumah. PNG sering bermain dengan anak-anaknya di pekarangan dan ramah terhadap tetangga.

"Kalau suaminya itu sering berkumpul, bergaul sama warga di sini," ucap Hengki.

Sepengetahuan Hengki, di rumah keluarga kecil PNG tidak pernah terdengar keributan. Keduanya terlihat akur sehingga Hengki kaget mendengar penyebab NSW bunuh diri karena masalah keluarga.

"Tidak terlihat ada masalah, suaminya juga sering ikut pengajian di sini," ucap Hengki.

Sepengetahuan Hengki, PNG bekerja sebagai sopir mobil boks pengangkut spare part sepeda motor. Sebelum pandemi Covid-19, PNG jarang di rumah karena bekerja di luar kota.

"Sejak Covid ini lebih banyak terlihat di rumah," kata Hengki.

Sebagai tetangga, Hengki menyayangkan kejadian ini. Apalagi NSW membawa dua anaknya sehingga menjadi pukulan berat bagi PNG. Dia pun berharap PNG bisa menjalani cobaan ini.

"Karena PNG itu orangnya baik, enggak nyangka ada kejadian ini," ucap Hengki.

 

Simak video pilihan berikut ini:


Berawal dari Niat Jual Rumah

Sementara itu, Kapolsek Tenayan Raya Komisaris M Hanafi menyebut kejadian ini dilatarbelakangi masalah keluarga. Sebelum kejadian, suami istri itu sempat ribut.

Menurut Hanafi, pemicu keributan karena PNG ingin menjual rumah yang ditempati keduanya untuk mengembangkan usaha yang sedang dirintisnya. Ide PNG ini tak disetujui NSW sehingga keduanya ribut.

"Kalau soal ekonomi, suaminya mengaku sering memenuhi kebutuhan. Ini berdasarkan keterangan suaminya," kata Hanafi.

Setelah ribut, PNG meminta NSW menenangkan diri sambil menyerahkan sepeda kunci motor. PNG berniat supaya NSW bisa keluar untuk mencari udara segar mencari ketenangan.

"Pengakuan suaminya itu, istrinya masih terlihat emosi hingga akhirnya suaminya pergi kerja," ucap Hanafi.

Begitu pulang kerja pada Senin pukul 17.00 WIB, PNG mendapati pemandangan mengerikan di dapur. Istrinya tergantung sehingga dia berteriak minta tolong kepada warga sekitar.

"Di kamar, dua bayinya ditemukan meninggal dunia, satu bayi selamat," ucap Hanafi.


KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya