Liputan6.com, Washington D.C - AS telah mencatat lebih dari 250.000 kematian akibat COVID-19, hal ini menjadi penanda suram ketika kasus melonjak lagi di seluruh negeri.
Menurut Universitas Johns Hopkins, negara itu sekarang telah melaporkan 250.029 kematian dan hampir 11,5 juta kasus.
Mengutip BBC, Kamis (19/11/2020), Amerika Serikat memiliki lebih banyak infeksi dan jumlah kematian yang lebih tinggi daripada negara lain di seluruh dunia. Sementara itu, kasusnya mulai melonjak di seluruh AS, mencapai angka harian tertinggi baru pada minggu lalu.
Advertisement
Berbicara kepada BBC pada hari Rabu, pakar penyakit menular utama AS Dr Anthony Fauci mengatakan negara itu "pergi ke arah yang salah pada waktu yang sangat genting", dengan orang-orang lebih mungkin berkumpul di dalam karena cuaca semakin dingin.
Berita itu muncul ketika Kota New York - pusat wabah AS di musim semi - telah memerintahkan penutupan sekolahnya mulai Kamis, di tengah lonjakan kasus. Keputusan untuk menutup sistem sekolah umum terbesar di AS datang karena tingkat tes positif untuk virus melampaui ambang batas 3%, kata para pejabat. Keputusan ini pun akan mempengaruhi sekitar 300.000 anak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Tanggapan Anthony Fauci
Dalam wawancara di saluran BBC News, Dr Fauci memperingatkan tentang lonjakan kasus baru yang menyebabkan lebih banyak kematian.
"Ini situasi yang sangat serius karena ada indikator yang tertinggal," ujarnya.
"Jadi ketika Anda melihat peningkatan besar-besaran dalam kasus seperti yang kita lihat sekarang terutama karena semakin banyak orang yang melakukan sesuatu di dalam, kita berada dalam situasi yang sangat sulit."
Dia mengulangi seruannya kepada orang-orang untuk "melipatgandakan" tindakan kesehatan masyarakat, seperti memakai penutup wajah, menjaga jarak secara fisik dan menghindari keramaian.
"Kedengarannya sangat sederhana dan kami tahu mereka bisa bekerja. Tapi ada tingkat kelelahan COVID-19 - orang lelah dengan pembatasan ini," kata Dr Fauci.
Dia juga mendesak orang-orang untuk "bertahan sebentar lagi karena bantuan sedang dalam perjalanan" dalam bentuk vaksin.
Advertisement