Geser Konsumsi Premium, Pengamat Dukung Harga Pertalite Didiskon

Pertamina melakukan berbagai strategi untuk menggeser konsumsi masyarakat agar tak lagi menggunakan BBM oktan rendah seperti Premium.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2020, 13:31 WIB
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Pertamina memberi diskon harga BBM jenis pertalite menjadi setara premium khusus bagi pengguna sepeda motor, angkot, taksi, dan bajaj. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina terus memberi edukasi kepada masyarakat untuk beralih menggunakan BBM dengan kadar oktan yang lebih baik. Pertamina pun melakukan berbagai strategi untuk menggeser konsumsi masyarakat agar tak lagi menggunakan BBM oktan rendah seperti premium.

Misal, Pertamina akan menggelar promo potongan harga Pertalite seharga Premium untuk di 85 kabupaten/kota yang ada di Pulau Jawa dan Bali, melalui program Langit Biru. Sehingga pengendara sepeda motor roda dua, kendaraan roda tiga, angkot pelat kuning, dan taksi pelat kuning, bisa membeli bahan bakar oktan tinggi dengan harga diskon.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, langkah Pertamina itu sudah tepat. Sebagai bentuk edukasi dan dukungan kepada pemerintah sesuai peraturan pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Agar program Langit Biru makin optimal, Mamit mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera merevisi aturan mengenai pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, terutama di Jawa Madura Bali (Jamali).

Karena, kata Mamit, aturan kewajiban pendistribusian Premium bertolak belakang dengan Paris Agreement.

"Untuk itu tak ada jalan lain, Kementerian ESDM harus segera merevisi aturan tersebut, sehingga tak ada lagi kewajiban pendistribusian Premium dan ini bisa diawali di Jamali," ujar Mamit dikutip Kamis (19/11/2020).

Revisi aturan tersebut, kata Mamit sangat penting baik sebagai bentuk dukungan terhadap Paris Agreement dan sesuai peraturan pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara.

Jika terus menggunakan bahan bakar ron rendah, maka Indonesia akan jadi sorotan internasional karena standar bahan bakar tidak sesuai dengan perkembangan terbaru yang ramah lingkungan, juga bertolak belakang dengan komitmen Presiden dalam Paris Agreement.

Untuk itu, Mamit mengingatkan perbaikan kualitas udara di Jamali memang sudah mendesak, salah satu cara untuk memperbaiki yakni dengan memperluas konsumsi bahan bakar ron tinggi seperti Pertamax.

"Salah satu kontributor pencemaran udara adalah sektor transportasi. Sebagai bukti, saat PSBB dilakukan kualitas udara jauh lebih baik," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perlu Sosialisasi

Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten, Senin (21/9/2020). Pertamina memberi diskon harga BBM jenis pertalite di Tangerang Selatan dan Bali, dari Rp 7.650 menjadi Rp 6.450 per liter. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Mamit menilai program Langit Biru harus diteruskan di kabupaten/kota lain terutama di Jamali. Pertamina harus terus sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Disampaikan Mamit, banyak manfaat BBM yang lebih ramah lingkungan. Misal Pembakaran mesin menjadi lebih baik. Jarak tempuh menjadi lebih jauh. Mesin menjadi lebih terawat.

"Polusi yang ditimbulkan bahan bakar ron tinggi seperti Pertamax juga sangat kecil," ungkap dia.

Sementara, Pengamat Anergi Adnan Rarasina menambahkan, penggunaan BBM oktan tinggi sangat penting diterapkan. Pasalnya, selain manfaat dampak udara yang lebih bersih juga udara bisa lebih sehat.

"Penggunaan BBM dengan oktan lebih tinggi ini sangat penting demi udara yang lebih sehat dan bersih. Itu sebabnya, semua pihak harus mendukung program Langit Biru Pertamina," kata Adnan.

Karena itu, lanjut dia, masyarakat memang perlu dibiasakan untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan. Bila nanti sudah terbiasa memakai BBM dengan oktan yang lebih tinggi, lanjut Adnan, konsumen bisa merasakan sendiri manfaat bahan bakar ramah lingkungan tersebut.

"Penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan juga menguntungkan pemilik kendaraan," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya