Peran Drone di dalam Keamanan Jaringan 5G

Hingga teknologi 5G telah berkembang secara definitif pada suatu saat nanti, beberapa tantangan masih harus diselesaikan. Di antara tantangan itu termasuk kemungkinan penyadapan, gangguan, dan pencurian identitas.

oleh M Hidayat diperbarui 20 Nov 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Drone, sebuah pesawat tanpa awak GDU Byrd Premium yang diterbangkan pada acara Consumer Electronic Show (CES) 2017 di Las Vegas, Nevada, (06/1/ 2017). (DAVID McNew / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan 5G akan mengubah banyak hal dalam kehidupan kita, mulai cara berkomunikasi, hingga memungkinkan objek sehari-hari untuk terhubung satu sama lain secara real-time.

Namun, di balik perkembangan dan adopsi massal jaringan 5G pada masa depan bukan tanpa bahaya keamanan.

Hingga teknologi 5G telah berkembang secara definitif pada suatu saat nanti, beberapa tantangan masih harus diselesaikan. Di antara tantangan itu termasuk kemungkinan penyadapan, gangguan, dan pencurian identitas.

Unmanned Aerial Vehicle (UAV), juga dikenal sebagai drone (pesawat nirawak), dapat menjadi enabler untuk mendukung banyak aplikasi dan layanan, seperti pertanian, pencarian dan penyelamatan, dan lainnya.

Giovanni Geraci, peneliti dari Department of Information and Communication Technologies (DTIC) di Universitat Pompeu Fabra (UPF), dalam risetnya menemukan bahwa di satu sisi, penting untuk melindungi jaringan 5G saat terganggu oleh drone yang telah terhubung dan menimbulkan interferensi.

"Namun di sisi lain, di masa mendatang drone juga dapat membantu pencegahan, deteksi, dan pemulihan serangan pada jaringan 5G," ujar Giovanni dikutip dari keterangan tertulis via Eurekalert, Jumat (20/11/2020).


Dua Kasus Berbeda

Bersama dengan Aly Sabri Abdalla, Keith Powell dan Vuk Marojevic, dari Department of Electronic Engineering and Computer Science di University of the State of Mississippi, Giovanni dalam penelitian yang terbit di jurnal IEEE Wireless Communications itu menyoroti dua kasus berbeda.

Pertama, penggunaan drone untuk mencegah kemungkinan serangan, yang masih dalam tahap awal penelitian. Kedua, bagaimana melindungi jaringan saat terganggu oleh drone.

"Drone bisa menjadi sumber interferensi (gangguan). Hal ini dapat terjadi, jika drone terbang sangat tinggi dan ketika transmisinya menempuh jarak yang jauh karena tidak ada hambatan di jalanan, seperti gedung," kata Giovanni.

Integrasi drone di jaringan seluler, menurut Giovanni, di masa depan dapat menyebabkan potensi risiko serangan berbasis pesawat tanpa awak itu.

 


Drone untuk keamanan

Drone dengan koneksi seluler mungkin memiliki karakteristik propagasi radio yang boleh jadi berbeda dari pengguna jaringan 5G terestrial. Setelah drone terbang jauh di atas stasiun pangkalan, drone dapat menimbulkan gangguan.

Berdasarkan premis bahwa jaringan 5G terestrial tidak akan pernah seratus persen aman, Giovanni dan rekan juga menyarankan penggunaan drone untuk meningkatkan keamanan jaringan 5G dan di luar akses nirkabel.

"Secara khusus, dalam penelitian kami, kami telah mempertimbangkan jamming, pencurian identitas, spoofing, penyadapan, dan mekanisme mitigasi yang dimungkinkan oleh keserbagunaan drone," tutur Giovanni.

Studi ini menunjukkan beberapa area di mana keragaman dan mobilitas 3D dari drone dapat secara efektif meningkatkan keamanan jaringan nirkabel canggih terhadap penyadapan, interferensi, dan spoofing sebelum hal-hal itu terjadi atau setidaknya untuk deteksi dan pemulihan cepat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya