Yerussalem - Delegasi dari Bahrain yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Abdullatif Al-Zayani perdana mengunjungi Israel pada Rabu 18 November 2020 waktu setempat.
Pada kunjungan resmi pertama para pejabat tinggi Bahrain ke Israel, seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (20/11/2020), Menlu Abdullatif Al-Zayani mengatakan, kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara yang ditandatangani 15 September lalu, adalah tanda "perdamaian hangat yang akan memberikan manfaat jelas bagi rakyat kita".
Advertisement
Kedatangan Al-Zayani bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Israel, yang memuji pemulihan hubungan regional yang ditengahi oleh pemerintah AS. Langkah itu, kata Pompeo, adalah sinyal kepada Iran.
Kesepakatan normalisasi "memberi tahu aktor-aktor jahat seperti Republik Islam Iran, bahwa pengaruh mereka di kawasan itu semakin berkurang dan bahwa mereka semakin terisolasi sampai mereka mengubah haluan," kata Mike Pompeo yang tampil bersama Menlu Bahrain dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Saksikan Juga Video Ini:
Visa Kunjungan Online untuk Warga Bahrain dan Israel
Menlu Abdullatif Al-Zayani mengumumkan, bahwa mulai 1 Desember warga Bahrain dan Israel akan dapat mengajukan permohonan visa kunjungan secara online.
Dia juga mengatakan sudah mengajukan permohonan resmi untuk membuka Kedutaan Besar Bahrain di Israel dan menambahkan bahwa pembentukan Kedutaan Besar Israel di ibu kota Bahrain, Manama, telah disetujui.
Jalur penerbangan Israel-Bahrain dibuka tahun depan
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Askenazi, yang dijadwalkan mengunjungi Manama bulan depan, mengatakan dia berharap upacara pembukaan Kedutaan Besar Israel bisa diadakan pada akhir tahun 2020.
Delegasi Bahrain melakukan perjalanan dengan penerbangan Gulf Air dengan nomor penerbangan GF972 – angka itu adalah referensi kepada kode telepon internasional negara Israel. Inilah penerbangan pertama maskapai itu ke Tel Aviv.
Abdullatif Al-Zayani memperkirakan, mulai tahun depan bisa dilakukan sampai 14 penerbangan setiap minggu dari Bahrain ke Tel Aviv dan dua kota lain, Haifa dan Eilat.
Sudan juga mengikuti langkah Bahrain dan Uni Emirat Arab dan sudah mengumumkan bahwa mereka akan bergerak membuka hubungan bilateral dengan Israel.
pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters, Israel sebenarnya bermaksud mengirim delegasi pertama ke Sudan pada hari Minggu lalu 15 November, namun kunjungan itu tertunda karena masalah logistik.
Advertisement