Fokus Otomotif: Panduan Lengkap Pemotor Menerjang Musim Hujan

Musim hujan akan selalu menjadi waktu yang merepotkan bagi pengendara motor. Pasalnya, meskipun turun hujan, pastinya tidak akan bisa membatasi kegiatan di luar rumah, dan perlu adanya persiapan khusus dibanding saat musim panas atau kemarau.

oleh Septian PamungkasArief AszhariAmal AbdurachmanDian Tami Kosasih diperbarui 21 Nov 2020, 17:47 WIB
Hujan deras yang mengguyur Matraman menyebabkan sebagian pengendara motor berteduh di kolong jembatan (Liputan6.com/Nanda)

Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan akan selalu menjadi waktu yang merepotkan bagi pengendara motor. Pasalnya, meskipun turun hujan, pastinya tidak akan bisa membatasi kegiatan di luar rumah, dan perlu adanya persiapan khusus dibanding saat musim panas atau kemarau.

Salah satu persiapan yang harus dilakukan para pengguna roda dua ini, adalah membawa jas hujan. Dengan membawa perlengkapan ini, tidak akan menjadi halangan untuk terus berkendara di bawah rintikan hujan yang deras sekalipun.

Jika tidak membawa jas hujan, maka satu kesalahan bagi pengendara motor yang kerap dilakukan saat turun hujan, adalah berteduh di kolong jembatan penyebrangan orang (JPO), flyover, ataupun underpass.

Kegiatan tersebut, sejatinya adalah pelanggaran lalu lintas, karena dijelaskan oleh Pemerhati Masalah Transportasi, Budiyanto, perilaku pengendara motor yang berhenti di bawah jembatan tentunya dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan, angkutan jalan, serta menggangu ketertiban.

"Hal tersebut, tertuang pada pasal 105 UU Nomor 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) yang berbunyi : ‘Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib : (a) berperilaku tertib, (b) mencegah hal- hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan,” ungkap Budiyanto beberapa waktu lalu.

Sementara itu, terkait dengan penindakan, pihak kepolisian bisa saja melakukan penindakan berupa tilang, dan aturannya terdapat di pasal 282 UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Setiap pengguna jalan yang tidak mematuhi perintah yang diberikan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.

Maka dari itu, ada baiknya pengendara sepeda motor melengkapi diri dengan membawa jas hujan saat musim hujan.

Denda dan Hukuman

Selain itu, tata cara berhenti juga diterapkan pada pasal 118 UU Nomor 22 Tahun 2009 LLAJ yakni;

Selain Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek, setiap Kendaraan Bermotor dapat berhenti di setiap jalan, kecuali:

a. terdapat rambu larangan berhenti dan/atau marka jalan yang bergaris utuh;

b. pada tempat tertentu yang dapat membahayakan keamanan, keselamatan serta mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan; dan/atau

c. di jalan tol.

Atau bisa juga dikenai pasal 287 ayat 3 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, yakni :

(1) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf a atau marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 50 ribu.

(3) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan gerakan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf d atau tata cara berhenti dan parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf e dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penindakan Kepada Pemotor yang Neduh di Kolong Jembatan

Menanggapi masih banyaknya pemotor yang berteduh di kolong jembatan, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Fahri Siregar menegaskan meskipun melanggara peraturan, tapi pihaknya saat ini lebih selektif saat akan melakukan tilang terhadap pengendara kendaraan bermotor.

"Kalau kita tindakan represif tidak dulu, dengan maksud mengedukasi pemotor. Jadi kalau nanti ada yang berhenti di kolong jembatan, kita akan mengarahkan mereka untuk tidak parkir tapi hanya menggunakan jas hujan," katanya kepada Liputan6.com.

Namun, jika pemotor tak memiliki jas hujan dan berniat berhenti hanya untuk berteduh, Fahri mengaku pihaknya akan mengingatkan pengendara untuk lebih memperhatikan perlengkapan berkendara yang perlu dibawa saat musim hujan.

"Karena biasanya yang berhenti di bawah kolong karakteristiknya berbeda, ada yang pakai jas hujan, ada juga berteduh. Karena memang, saat hujan deras turun masa kita suruh pergi, itu juga enggak humanis. Jadi lebih kepada edukasi," ujarnya.

Selain menjelaskan pemotor yang berteduh di kolong jembatan, Fahri menegaskan tindakan tegas akan tetap dilakukan aparat kepolisian apabila menemukan pelanggaran yang membahayakan pengendara lain dan mengganggu ketertiban umum. "Kita ambil tindakan di masa pandemi ini lebih selektif dan prioritas. Lebih kepada pelanggaran yang berpotensi pada gangguan ketertiban lalu lintas, contoh balap liar akan kita tindak, kebut- kebutan kita akan tindak karena berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas," tuturnya.


Bahaya Jas Hujan Ponco

Dengan fungsinya yang sangat penting di kala musim hujan, pengendara motor memang wajib membawa jas hujan. Di pasaran, berbagai jenis jas hujan tersedia, mulai dari jas hujan setelan atau two piece (badan dan kaki) hingga jas hujan ponco atau batman yang kini juga banyak dijual di pinggir jalan berbahan plastik dengan harga yang sangat terjangkau.

Namun buat para bikers, hindari penggunaan jas hujan ponco, karena memang memiliki kekurangan bahkan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

"Jas hujan ponco yang berkibar-kibar membahayakan pengendara karena bisa masuk ke rantai. Selain itu, jas hujan ini resistensi airnya kurang sehingga pengendara akan selalu basah," ungkap Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhukepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, masih menurut Jusri, jas hujan ponco tak aman karena dapat menutupi lampu belakang. Jadi, pengendara lain bisa saja terhalang lampu penanda rem karena tertutup jas hujan tersebut.

Selain itu, jas hujan sebaiknya berwarna cerah, seperti putih, kuning, oranye, atau hijau. Warna mencolok akan memudahkan visibilitas pemotor lain, terutama oleh pengendara mobil besar.

"Pengendara motor saat melintasi hujan badai visibilitasnya akan berkurang (oleh pengemudi). Jas hujan berwarna cerah akan membantu keselamatan pemotor di jalan," jelasnya.

Selain masalah jas hujan, pengendara sepeda motor juga harus mengenakan sepatu berupa bot, terlebih saat akan menerabas hujan. Sedangkan sepatu kantor atau casual dapat disimpan di bagasi sepanjang perjalanan.

"Untuk jenisnya saya sarankan berupa bot dan bahannya waterproof. Bila sepatunya basah bisa membuat masuk angin atau jamuran," pungkasnya.

Ingat juga, jangan pernah berkendara motor dengan bertelanjang kaki alias nyeker saat turun hujan. Alih-alih tidak membawa sepatu ganti, dan takut sepatu kantor atau yang sedang digunakan kotor, maka dengan mudahnya mengorbankan kaki sendiri.

Karena, saat di jalan, pengendara tidak tahu apa yang akan terjadi, ataukah tertusuk sesuatu yang tajam di jalan hingga terlindas oleh kendaraan lain saat bermacet-macetan.


Musim Hujan, Jangan Pernah Lepas Spakbor Motor

Bagi pengguna motor sport atau trail, sering kali melepas spakbor di kendaraannya. Hal ini, agar tampilan roda duanya terlihat lebih sporty. Tapi, pada kenyataannya, melepas komponen tersebut, harus bisa menanggung resikonya, terlebih saat musim hujan.

Pasalnya, spakbor berfungsi melindungi pengendara dan penumpang sepeda motor dari cipratan air saat hujan turun atau ketika melewati genangan air.

Berdasarkan fungsinya, bentuk spakbor didesain dengan mempertimbangkan aspek keselamatan, keamanan serta kenyamanan, tanpa meninggalkan estetika.

Spakbor sendiri merupakan kelengkapan pendukung yang wajib terpasang pada sepeda motor. Syarat-syarat teknisnya diatur dalam Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2012 Pasal 40, berikut bunyinya:

1. Spakbor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e harus memiliki lebar paling sedikit selebar telapak ban.

2. Spakbor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu mengurangi percikan air atau lumpur ke belakang Kendaraan atau badan Kendaraan.

Karena berstatus sebagai kelengkapan pendukung yang wajib terpasang, maka jika Anda melanggarnya bersiap saja untuk ditilang.


Perlengkapan yang Wajib Dibawa

Setidaknya ada empat perlengkapan yang harus selalu dibawa saat berkendara menggunakan sepeda motor di musim hujan. Seperti dilansir dari Federal Oil, perlengkapan pertama yang wajib dibawa adalah jas hujan.

Pilih lah jas hujan yang nyaman sehingga kepala tetap leluasa digerakkan saat mengenakan jas hujan. Pastikan juga jas hujan tidak terlalu sempit dan tak menutupi kaca spion. Hindari menggunakan jas hujan jenis ponco karena ujung bagian bawah rawan tersangkut jeruji motor.

Perangkat berikutnya ialah sepatu. Selalu gunakan sepatu yang menutupi mata kaki. Jangan gunakan sandal jepit saat musim hujan karena bisa melukai kaki apabila pengendara jatuh atau terkena kerikil saat berkendara di jalan.

Kemudian, siapkan busi cadangan. Ya, pengendara wajib menyiapkan busi cadangan karena motor bisa saja mengalami gangguan saat menerjang hujan. Selain busi, komponen yang juga wajib dibawa ialah bohlam lampu untuk bagian depan.

Perlengkapan terakhir adalah kunci-kunci. Selalu sediakan kunci seperti obeng, kunci busi, dan tang. Antisipasi ini dilakukan untuk pertolongan pertama saat motor mogok.

Jika Anda memiliki waktu senggang, ada baiknya melakukan perawatan sendiri di rumah. Hal ini untuk memastikan tunggangan dalam kondisi siap pakai.

Menurut Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong Asep Suherman, saat memasuki musim hujan ada komponen sepeda motor, khususnya yang bertransmisi manual, bagian yang perlu dilakukan pengecekan rutin yaitu gear set, termasuk rantai.

“Komponen rantai dan gear bagian depan dan belakang harus sering-sering dilumasi. Karena bagian itu jika terkena hujan lalu kepanasan, maka yang perlu dilakukan adalah melumasi menggunakan pelumas semprot,” Herman saat ditemui Liputan6.com di bengkel AHASS Daya Motor Cibinong, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Untuk motor jenis non-matik, rantai sepeda motor termasuk komponen penting karena berfungsi mendistribusikan gerak dari mesin ke roda. Karena itu, bagian ini perlu dilakukan pengecekan.

Selain itu, rantai kendur dan gear lancip merupakan sinyal bahwa itu harus diganti. Jika tak segera diganti, maka rantai berpotensi slip dari gir saat berputar. Ada juga beberapa bagian lainnya yang harus dilakukan pengecekan jelang musim hujan, seperti pada bagian rem. Tak sedikit, saat musim hujan, ditemukan kasus rem tidak berfungsi.

Tak hanya itu, lampu juga harus dilakukan pengecekan. Sebab jika lampu penerangan mati saat terjadi hujan, maka visibilitas pengendara menjadi terbatas.

Bagian lainnya yang harus dicek adalah ban. Jika ban sudah menipis, maka yang dikhawatirkan adalah traksi ban ke aspal berkurang. Alhasil, ban sulit dikendalikan karena botak.

 


Perhatikan Kondisi Ban

Bicara soal ban, sebagai satu-satunya komponen pada sepeda motor yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan, kondisi ban harus lah diperhatikan. Apalagi saat musim hujan di mana kondisi jalan cenderung lebih licin.

Seperti dilansir Wahana Honda, berikut hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengecekan pada ban.

1. Tekanan Ban

Cek tekanan ban. Sangat penting bagi pengendara melakukan hal ini. Jika tekanan ban tidak sesuai dengan standar, tentunya akan menyebabkan beberapa hal negatif.

Seperti ban kempis akan menyebabkan keseimbangan saat berkendara akan berkurang. Hal itu bisa berakibat fatal karena bisa membuat pengendara terpeleset.

2. Alur Ban

Perhatikan alur ban, apakah masih tebal atau tidak. Biasanya pengecekan fisik dilakukan untuk mengetahui apakah alur ban masih bagus atau sudah halus sehingga perlu diganti. Semakin halus alur ban akan semakin berbahaya untuk digunakan.

Dengan alur ban yang halus daya cengkeram akan berkurang dengan drastis sehingga kamu perlu mengganti ban dengan yang baru.

3. Cek Keseluruhan

Yang dimaksud dengan kondisi ban tentunya adalah kondisi fisik. Walaupun alur ban sudah dicek dalam kondisi yang bagus, terkadang kita menemukan kerusakan dini yang terjadi pada ban. Salah satunya adalah ban yang sobek terkena paku, atau benda tajam lainnya.

Pengecekan ini sangat berguna, karena jika kondisi ban yang rusak dipaksa untuk tetap dipakai kamu akan membahayakan diri sendiri, bahkan pengguna jalan lain, pastikan untuk tetap cek selalu kondisi ban apakan ada kerusakan atau tidak.

4. Beban Angkut

Nah, poin ini sering dilakukan di Indonesia. Ban, memiliki karakteristik berupa berat maksimal yang bisa diterima, tentunya ada batas tertentu yang aman. Dengan memperhatikan hal ini tentunya kamu akan lebih memahami karakteristik ban yang kamu miliki.

Paling tidak yang perlu diingat adalah selama sepeda motor digunakan oleh 2 orang, dan tidak terlalu membawa barang bawaan yang berlebihan, akan aman.


Tips Aman Menerjang Genangan Air

Saat berkendara di tengah guyuran hujan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pengendara motor, salah satunya kondisi jalan yang licin dan genangan air.

Ketika melewati jalan basah atau genangan air, efek cengkraman roda akan berkurang atau hilang sama sekali. Hal ini membuat ban motor mengalami selip dan berbahaya bagi pengendara.

Seperti dilansir Federal Oil, Selasa (17/11/2020), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pengendara agar terhindar dari kecelakaan.

Ketika hujan deras turun, jangan lupa menjaga kecepatan sepeda motor. Upayakan berkendara lebih lambat dibandingkan saat melintasi jalan kering.

Cara berkendara ini diharapkan mampu menghindari terjadinya selip, karena hilangnya daya traksi ban atau biasa disebut hydroplaning.

Ban yang tidak didukung dengan alur baik atau dikhususkan untuk melintasi jalan basah, gejala hydroplaning akan lebih terasa dan bisa membuat pemotor hilang kendali.

Selain memiliki kembangan atau alur ban yang bagus, tapak lebar si karet bundar cenderung bisa menjadi penyebab terjadinya hydroplaning.

Karena itu, ketika memasuki musim hujan, pengendara harus lebih memperhatian kondisi ban yang meliputi kembangan atau tekanan angin, sehingga lebih aman dan nyaman.

Jika melewati genangan air, pengendara juga perlu memperhatikan kedua kaki menjepit tangki dan posisi badan agak condong ke belakang apabila menggunakan motor sport.

Hal ini mampu memberikan distribusi bobot ban depan lebih enteng dari ban belakang, karena roda depan biasanya menjadi pusat kendala. Jika diberi bobot berlebih pada kecepatan tinggi maka motor akan melayang.

Pandangan tetap berada di eyes level atau sejajar dengan mata. Tidak turun ke bawah maupun ke atas. Sebab pandangan memengaruhi keseimbangan sepeda motor pada saat dikendarai.


Motor Tetap Terawat dan Tampil Maksimal

Pada saat musim hujan, pencinta sepeda motor harus lebih memperhatikan perawatan sepeda motor. Bahkan bisa saja lebih sering merawatnya.

"Perawatan yang paling mendasar adalah rantai motor. Siapkan chainlube yang proper, saat sudah pulang kerja pastikan rantai motor disemprot chain lube. Kenapa harus setelah pulang kerja? Kalau disemprot saat motor baru digunakan, makan cairan chain lube akan belepotan ke ban, itu berbahaya," ungkap Jody, detailer JDM Project saat dihubungi oleh Liputan6.com melalui sambungan telepon.

Menurutnya sepeda motor sebaiknya langsung dicuci setelah terkena air hujan. Kalau malas, pilihan lainnya adalah membersihkan area tertentu. "Pastikan area ban minimal disemprot air, setelah itu area pengereman seperti cakram, kaliper, dan kampas. Tapi lakukan 20 menit setelah motor mati, " sambung Jody.

Lain halnya jika motor terpaksa menerobos genangan air yang tinggi. Motor matik tidak boleh melewati banjir yang lebih tinggi dari boks CVT. Kalaupun terpaksa melewati, sebaiknya mesin dimatikan dan didorong. "Setelah banjir langsung semprot, kalau lewat boks filter, harus flush oli gardan dan mesin, itu wajib," lanjut Jody.

Selain itu, bagi yang ingin tetap tampil maksimal di musim hujan, salah satu perlindungan yang bisa diberikan adalah melapisi motor dengan menggunakan wax khusus. "Dengan menggunakan wax, permukaan cat motor akan lebih terlindungi. Karena kotoran seperti minyak jadi tidak langsung menempel. Perawatan akan lebih sempurna jika menggunakan sealant.

Wax yang beredar di pasaran modelnya cukup beragam. Beberapa di antaranya model pasta atau spray. Untuk penggunaan daily, model spray lebih praktis dibanding model pasta.

Teknik mencuci menjadi salah satu langkah yang penting untuk mempersiapkan motor sebelum dilapisi wax. Yang pertama, memilih sabun cuci motor harus hati-hati. Hindari penggunaan sabun colek, karena sabun colek memiliki sifat keras. Sabun colek berfungsi untuk menghilangkan sisa grease. Selain itu, lebih baik menggunakan sabun khusus motor, sabun cuci piring atau sampo untuk rambut,.

Teknik pengeringan juga tidak bisa sembarangan. Hindari penggunaan kulit sintetis untuk pengeringan body motor, sebaiknya kulit sintetis digunakan pada permukaan mesin. Karena kulit sintetis berpotensi menciptakan baret halus (swirl mark) pada permukaan cat. Untuk mengeringkan permukaan cat sebaiknya menggunakan lap microfiber.

 


Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya