Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 150 perempuan di Jepang telah memanfaatkan bank sperma besar yang berbasis di Denmark. Hal itu terjadi lantaran tidak adanya aturan tentang transaksi bisnis yang berkaitan dengan sperma dan sel telur.
Cryos International (CI) meluncurkan layanan konsultasi di Jepang pada Februari 2019 yang bertujuan untuk memperluas operasi lokalnya. CI merupakan bank sperma terbesar di dunia dengan sekitar 1.000 donor yang terdaftar.
Baca Juga
Advertisement
Sejak itu, CI telah memberikan sperma kepada individu di 30 dari 47 prefektur di Jepang, termasuk kepada perempuan lajang, minoritas seksual, dan perempuan yang suaminya tidak subur, dikutip dari laman Kyodo News, Jumat, 20 November 2020.
Jepang, yang memiliki angka kelahiran yang menyusut dan populasi yang menua, telah menunda diskusi tentang penetapan aturan untuk penjualan dan pembelian sperma dan sel telur.
Baru-baru ini, Dewan Anggota mulai membahas RUU terkait pengobatan reproduksi tambahan menggunakan sperma dan sel telur yang disumbangkan oleh pihak ketiga. Namun, kemudian menunda diskusi tentang transaksi komersial tentang hal tersebut.
Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Jepang tidak mengizinkan anggotanya melangsungkan transaksi sperma untuk mendapatkan keuntungan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Penurunan Jumlah Pendonor
Dua tahun lalu, Rumah Sakit Universitas Keio, yang merupakan salah satu rumah sakit besar di Jepang yang menawarkan inseminasi buatan oleh donor, berhenti menerima donor baru karena penurunan jumlah pendonor sperma anonim.
"Kami telah melihat peningkatan minat dan permintaan karena situasi sulit terkait perawatan kesuburan," kata Hiromi Ito, yang bertanggung jawab atas operasional sebuah perusahaan di Jepang. "Kami ingin menawarkan bank sperma kami sebagai pilihan bagi mereka yang membutuhkan dengan menghormati hak-hak donor, orang tua, dan bayi baru lahir."
CI telah memasok sperma, kebanyakan dari warga negara Amerika dan Eropa, individu dan fasilitas medis dari sekitar 100 negara sejak didirikan pada 1987. Sejak itu lebih dari 65 ribu bayi telah lahir.
Advertisement