Liputan6.com, Jakarta - Sosialisasi vaksin COVID-19 kepada masyarakat terus berlangsung. Hal ini menjadi salah satu alasan masyarakat lambat laun mulai sadar akan pentingnya vaksin guna terhindar dari Virus Corona.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro merujuk pada survei bersama yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, ITAGI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Unicef pada periode 19 hingga 30 September 2020. Survei dilakukan pada 115 ribu orang di 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota.
"Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin, dan bersedia menerima untuk divaksinasi," ujar Reisa pada Jumat (20/11/2020) dalam dialog Jalan Panjang Vaksin ke Tubuh Kita.
Baca Juga Advertisement
Pemerintah kini tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin COVID-19 dengan melakukan uji klinis fase 3. Tim gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian/lembaga juga telah dikirim ke berbagai negara produsen untuk memastikan aspek tersebut.
Pemerintah telah melibatkan tenaga kesehatan dan membangun kapasitasnya karena mereka merupakan sumber informasi terpercaya di tengah-tengah masyarakat.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan sudah melatih tujuh ribu tenaga kesehatan yang disiapkan menjadi vaksinator dari 23ribu vaksinator.
"Dan pastinya manajemen vaksin dan rantai dingin harus dengan cermat dilakukan," lanjut Reisa.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Bisa Didistribusikan Hingga Pelosok Negeri
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam, dr Dirga Sakti Rambe. menyatakan bahwa vaksin COVID-19 yang sedang dalam uji klinis fase 3 diyakinkan dapat terdistribusi hingga ke daerah pelosok Indonesia. Keyakinan ini berdasar pada pengalaman Indonesia dalam mendistribusikan vaksin hingga ke daerah pelosok sekalipun.
"97 persen sistem rantai dingin sudah berjalan dengan baik. Artinya, mulai dari pabrik sampai puskesmas yang menerima, di Aceh hingga Papua akan menerima. Itu semua dijamin ada sistemnya yang sudah berjalan bertahun-tahun di Indonesia," ujarnya.
Dalam pendistribusian vaksin akan digunakan alat penjaga suhu antara 2-8 derajat celcius guna memastikan vaksin sampai dengan kondisi prima.
"Supaya vaksin yang kita gunakan itu aman dan efektif," imbuh Dirga.
Sekitar 440 ribu tenaga kesehatan gabungan yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat dan bidan juga akan dipersiapkan guna saling bekerja sama dalam proses vaksinasinya.
Selain itu, ada 23 ribu vaksinator yang sudah terlatih dan aktif untuk memberikan imunisasi kepada masyarakat dan mendapat pelatihan khusus dari Kementerian Kesehatan.
"Prinsipnya kita ingin semua terlibat, supaya vaksin-vaksin bisa digunakan masyarakat tanpa ada halangan," ungkapnya.
Dirga juga menghimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Vaksin katanya akan melengkapi upaya pencegahan atau pertahanan tubuh.
"Karena vaksin memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pencegahan yang lain, yaitu perlindungan yang spesifik. Itu kunci dari vaksin," pungkasnya.
Advertisement