Fenomena Rizieq Shihab, JK: Kekosongan Pemimpin dan Demokrasi Jalanan

JK beraharap agar tataran demokrasi Indonesia yang dinilainya sudah baik tidak lagi kembali menjadi demokrasi jalanan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Nov 2020, 09:39 WIB
Rizieq Shihab menyapa massa pendukungnya saat tiba di kediamannya di Jalan Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Rizieq Shihab tiba di kediamannya usai pulang dari Arab Saudi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, memandang fenomena Rizieq Shihab yang menciptakan lautan manusia saat kepulangannya dari Arab Saudi, mencerminkan kekosongan sosok pemimpin.

Karenanya, saat Rizieq Shihab kembali hadir setelah 3,5 tahun meninggalkan tanah air, begitu banyak massa yang menyambutnya.

"Kekosongan itu begitu ada pemimpin kharismatik, ada (seorang) yang berani memberikan alternatif, maka orang (akan) mendukungnya," ujar JK saat menjadi pembicara dalam acara webinar kebangsaan yang dihelat oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jumat 20 November 2020, malam.

Namun JK menyayangkan, sosok pemimpin alternatif yang hadir bukanlah mereka yang bercokol di parlemen atau partai politik.

Sebab, hal itu mengindikasikan ketidakpercayaan dengan tatanan sistem negara demokrasi yang menempatkan kedua hal tersebut sebagai wadah aspirasi.

"Kenapa dia (massa) tidak percayai DPR untuk bicara? Kenapa tidak percaya partai untuk mewakili itu? Kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan aspirasi?," tanya JK.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jangan Kembali ke Demokrasi Jalanan

Ketua Umum DMI Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dalam peresmian groundbreaking Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di kawasan Ancol, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Indonesia terpilih untuk dibangun Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

JK pun mengajak seluruh masyarakat untuk berintrospeksi. Dia beraharap agar tataran demokrasi Indonesia yang dinilainya sudah baik tidak lagi kembali menjadi demokrasi jalanan.

"Proses (demokrasi) harus kita perbaiki. Jangan kembali lagi ke demokrasi jalanan, ini bisa kembali bila wakil dipilihnya tidak memperhatikan aspirasi," JK menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya