Irjen Nico Afinta Jabat Kapolda Jatim, Arek Suroboyo Kembali ke Kampung Halaman

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengaku bangga.kembali ke tempat kelahirannya di Surabaya, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Nov 2020, 16:21 WIB
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Irjen Pol Nico Afinta kini resmi menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur (Jatim), menggantikan Irjen Pol M Fadil Imran. Dalam kiprahnya di dunia kepolisian hingga berpindah-pindah tugas keliling Indonesia, Jenderal bintang dua ini ternyata asli Arek Suroboyo. 

Mantan Kapolda Jatim yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Fadil Imran mengungkapkan, Irjen Pol Nico Afinta ini bukan orang baru di Jatim

"Bapak Nico ini lahir, besar, di Surabaya. Arek suroboyo asli. Beliau alumni SMA 2 Surabaya, SD, SMP di Surabaya. Orangtuanya tinggal di Suroboyo, ibunya asli Kediri," ujar Fadil usai acara serah terima jabatan di Mapolda Jatim, Sabtu, (21/11/2020). 

Fadil mengaku yakin dan percaya, Irjen Nico ini akan mampu melanjutkan apa yang telah dicapai Polda Jatim selama ini termasuk apa yang sudah dikerjakan. "Saya kira itu teman-teman. Mudah-mudahan ke depan semua berjalan baik dan lancar," ucapnya. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Dorong Musyawarah dan Gotong Royong

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, dikonfirmasi mengenai kembali ke kampung halaman untuk pertama kalinya, Irjen Pol Nico Afinta mengaku bangga. 

"Saya bangga juga, dan saya akan mengkomunikasikan dengan semua pihak. Karena saya yakin, dengan musyawarah mufakat dan gotong royong permasalahan di Jatim ini bisa terselesaikan," ujar Nico. 

Nico juga mengatakan, Irjen Pol Fadil sudah menunjukkan dengan berkeliling ke semua daerah di Jatim, berkomunikasi dengan semua pihak. 

"Saya yakin, dengan guyubnya orang Surabaya, dengan keterusterangannya orang Surabaya, dan keterbukaannya orang Surabaya, permasalahan bisa dikomunikasikan. Sehingga saya yakin itu bisa terselesaikan dengan musyawarah, mufakat, dan gotong royong," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya