Liputan6.com, Jakarta Pemain legendaris Ricky Yacobi meninggal dunia, Sabtu pagi (21/11/2020). Legenda sepak bola Indonesia itu meninggal akibat serangan jantung.
Banyak kenangan yang menyertai karier Ricky Yacobi. Almarhum seolah menjadi saksi kejayaan sepak bola Indonesia medio 80-an setelah berhasil merebut medali emas SEA Games pertamanya pada 1987.
Advertisement
Bukan hanya di Timnas Indonesia, penampilan Ricky Yacobi di klub juga sangat cemerlang. Pesepakbola kelahiran Medan, Sumatra Utara, 12 Maret 1963 ini mengawali karier profesional di PSMS Medan. Bersama klub itu, Ricky sukses mempersembahkan dua gelar perserikatan pada 1983 dan 1985.
Seusai memperkuat PSMS, Ricky memutuskan pindah ke Arseto dan sinarnya semakin benderang di klub ini. Penampilan apik bersama Arseto dan timnas Indonesia, membuat tim asal Jepang Matsushita Electric FC, yang kini berganti nama menjadi Gamba Osaka, terpincut untuk mendatangkannya pada 1988.
Ricky Yacobi tak berpikir panjang dan langsung menerima untuk meniti karier di Jepang. Dia tercatat sebagai pemain pertama asal Indonesia yang bermain di negeri sakura tersebut.
Ternyata tak hanya Ricky Yacobi yang pernah mencicipi kompetisi di Liga Jepang. Ada 3 pemain Indonesia yang mengikuti jejak maestro sepak bola Indonesia:
Simak Video Menarik Berikut Ini
Irfan Bachdim
Irfan Bachdim kemudian mengikuti jejak Ricky Yacobi dengan menjajal Liga Jepang pada 2014. Ketika itu, Irfan Bachdim diboyong klub J-League 1, Ventforet Kofu.
Sayangnya, Irfan Bachdim sama sekali tak mendapatkan kesempatan bermain di Ventforet Kofu dalam kompetisi. Pada 2015, Irfan Bachdim kemudian bergabung dengan klub J-League 2, Consadole Sapporo.
Karier Irfan Bachdim melejit dan berhasil tampil sebanyak 95 kali dan mencetak 12 gol pada musim 2015. Namun, kesempatan tersebut tak terulang pada musim 2016 karena Irfan hanya bermain sebanyak dua kali.
Irfan Bachdim kemudian kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United. Setelah tiga musim bermain untuk Bali United, Irfan Bachdim mencoba peruntungan di PSS Sleman pada 2020.
Advertisement
Stefano Lilipaly
Cerita Irfan Bachdim bersama Consadole Sapporo ternyata berbeda dengan Stefano Lilipaly. Sempat lebih dulu bergabung pada 2014, Stefano Lilipaly gagal bersinar di Jepang.
Stefano Lilipaly hanya mampu bermain sebanyak dua kali bersama Consandole Sapporo. Lilipaly kemudian memutuskan untuk kembali ke negaranya pada 2015 dan bergabung dengan Telstar.
Bersama klub berjulukan Witte Leeuwen, Lilipaly tampil sebanyak 44 kali dan sukses mencetak sembilan gol. Pada 2017, Lilipaly kemudian memutuskan hijrah ke SC Cambuur. Ketika itu, Stefano Lilipaly sempat tampil sebanyak 17 kali dengan torehan delapan gol.
Pada 12 Agustus 2017, Bali United membuat kejutan dengan mendatangkan Stefano Lilipaly. Kabarnya, ketika itu Fano ditebus dengan biaya Rp14 miliar. Hingga kini, Lilipaly masih menjadi andalan Bali United di lini tengah dan sudah mencetak 22 gol dalam 69 pertandingan.
Andik Vermansah
Sebelum akhirnya sepakat membela panji Selangor FA, Andik Vermansah delapan tahun silam, sebenarnya ia diminati oleh salah satu klub asal Jepang, Ventforet Kofu.
Klub yang saat itu berkiprah di J-League 1 sudah melayangkan penawaran resmi kepada Andik lewat juru negosiasi, Muly Munial.
Sang penyerang sayap sempat ikut latihan di Ventforet Kofu selama sepekan. Andik bahkan dimainkan dalam sebuah laga pramusim. Pada pertandingan tersebut ia mencetak gol. Hal ini yang membuat Kofu ngebet meminang pemain didikan Akademi Persebaya Surabaya itu.
Namun dengan berbagai pertimbangan, termasuk masalah kedekatan jarak dengan keluarga Andik akhirnya menolak tawaran Kofu.
"Nilai kontraknya sama dengan yang ditawarkan Selangor FA. Tapi jaraknya enam jam kalau naik pesawat dari Indonesia. Saya bakal kesulitan berjumpa keluarga. Beda halnya jika saya main di Malaysia," beber Andik.
Padahal jika bermain di Jepang, sejumlah perusahaan sudah bersiap untuk menjadikan Andik duta. Salah satunya maskapai Garuda Indonesia. Ia bakal dapat tiket gratis untuk mudik.
Advertisement