Liputan6.com, Jenewa - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkap bahwa kasus Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia dalam sebulan terakhir, jauh lebih banyak dibanding kasus infeksi pada enam bulan pertama saat pandemi mulai muncul.
Pada 20 November 2020, Ghebreyesus mengatakan dalam penjelasan mingguannya dari markas WHO di Jenewa bahwa rumah sakit dan unit perawatan darurat di seluruh Eropa dan Amerika kini penuh.
Advertisement
Sejak pandemi Virus Corona COVID-19 terjadi pada Maret 2020, lebih dari 57 juta kasus telah dilaporkan di seluruh belahan dunia dan lebih dari 1,3 juta orang meninggal dunia, menurut John Hopkins Coronavirus Resource Center.
Jumlah kasus COVID-19 di Eropa per 20 November juga telah melampaui 15 juta, sementera di India lebih dari sembilan juta orang dan Meksiko melaporkan 100 ribu kematian akibat virus tersebut.
Adapun Meksiko, yang merupakan negara keempat tertinggi di dunia yang mencatat kematian akibat COVID-19 setelah AS, Brasil dan India.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pfizer dan BioNTech Nyatakan Siap Distribusi Vaksin COVID-19-nya
Sementara itu, AS masih menjadi negara dengan jumlah pasien dan korban meninggal akibat COVID-19 tertinggi di dunia.
Selain itu, Negeri Paman Sam tersebut juga menghadapi rata-rata lebih dari 1.300 kematian per hari akibat COVID-19, yang tertinggi sejak virus itu merebak di seluruh New York pada musim semi lalu.
Perusahaan farmasi Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech, mengatakan pada 20 November bahwa mereka telah mengajukan otorisasi darurat pada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk menggunakan vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan.
Mereka menyatakan bahwa pihaknya siap untuk memulai distribusi beberapa jam setelah otorisasi.
Langkah itu diajukan setelah perusahaan tersebut mengungkap bahwa hasil pengujian menunjukkan kandidat vaksin eksperimentalnya memiliki tingkat efektifitas 95 persen tanpa masalah keamanan serius hingga saat ini.
Menteri Kesehatan AS, Alex Azar kemudian mengatakan bahwa FDA dapat membuat keputusan tentang penggunaan darurat kandidat vaksin itu dalam beberapa pekan ke depan.
Advertisement