Berharap 'Vaksin' Pariwisata dari Wisata Halal ala Mataram di Masa Pandemi Covid-19

Menurut Guntur, inovasi wisata halal yang diterapkan di NTB sehingga menjadi pemenang pada World Halal Travel Award (WHAT 2016) bukan hanya berbicara tentang Islam

oleh Hans Bahanan diperbarui 22 Nov 2020, 07:00 WIB
Kue khas dari Lombok, Nusa Tenggara Barat ini memiliki rasa yang unik dan dijamin bisa menggoyang lidah Anda.

Liputan6.com, Mataram - Wisata halal atau halal tourism sudah menjadi trend baru dalam konsep pengembangan destinasi wisata di Indonesia. Konsep wisata halal semakin mendunia tatkala Provinsi NTB dinobatkan sebagai World's Best Halal Tourism Destination dan World's Best Halal Honeymoon Destination di Dubai pada tahun 2015 lalu.

Konsep yang tertuang wisata halal atau halal Tourism Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, dinilai menjadi momentum untuk segera membangkitkan pariwisata Indonesia. Bahkan, wisata halal dinilai menjadi 'vaksin' pariwisata di masa pandemi, karena sangat selaras dengan kebijakan era new normal Covid-19.

"Wisata halal merupakan solusi dari pandemi Covid-19. Halal itu berbicara tentang kebersihan, kesehatan, tentang makanan yang sehat dan tempat yang bersih," kata Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagia di Mataram, Sabtu (21/11).

Menurut Guntur, inovasi wisata halal yang diterapkan di NTB sehingga menjadi pemenang pada World Halal Travel Award (WHAT 2016) bukan hanya berbicara tentang Islam. Namun, sambung dia, lebih kepada layanan dan tempat yang mengedepankan kebersihan.

Sehingga wisatawan yang datang ditawarkan dengan dua pilihan wisata, apakah ingin menikmati konsep wisata konvensional atau kah konsep wisata halal. Tentunya dengan pilihan ini bisa menjadi pemantik mempercepat pemulihan pariwisata.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Kebangkitan Pariwisata Nasional

Talkshow wisata halal Taufan Rahmadi dan Guntur Subagia. (Foto: Liputan6.com/Hans Bahanan)

"Halal tourism bukan dikotomi antara muslim dan non muslim tetapi tentang pilihan konsep pelayanan dan gaya hidup wisatawan yang sedang berkembang, apalagi Indonesia merupakan negara muslim terbesar, ini adalah opportunities," kata dia.

Senada dengan itu, Jubir Sandiago Uno Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi menegaskan, wisata halal merupakan sebuah energi dan solusi dari kebangkitan pariwisata nasional di masa pandemi Covid-19.

Berbicara tentang kesehatan sebenarnya sudah ada sejak wisata halal diterapkan. Jadi, pola new normal dan gaya berwisata di era saat ini merupakan bagian dari halal tourism.

"Halal tourism adalah vaksin pariwisata. Artinya halal tourism dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Produk-produk dan servia wisata halal merupakan vaksin dalam gaya hidup kita saat ini," kata Taufan

Menurutnya, wisata halal yang didorong di NTB dinilai menjadi bagian dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Kalau pandemi ini masih terus mewabah, berarti halal adalah cara untuk tetap survive. Konsepnya tetap menjadi contoh dan standar.

"Ingat, konsep wisata halal tidak memaksa, karena ia adalah pilihan gaya hidup. Yang ditawarkan kepada wisatawan adalah layanan, makanan, tempat penginapan dan servisnya. Selanjutnya tergantung dari wisatawan itu sendiri, mau memilih layanan konvensional atau layanan halal,” ujar Taufan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya