Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 Digelar di Tengah Pandemi Covid-19, Ifa Isfansyah Buka Suara

Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020 digelar di tengah wabah Covid-19. Tak kurang dari 128 film akan ditayangkan. Ini kata Ifa Isfansyah.

oleh Wayan Diananto diperbarui 22 Nov 2020, 08:30 WIB
Ifa Isfansyah dan Kamila Andini. (Foto: Instagram @ifa_isfansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2020 digelar pada 25 hingga 29 November 2020 secara daring dan luring. JAFF 2020 menyajikan program film yang tayang serentak di 15 kota di Indonesia. Sementara program non-pemutaran dilaksanakan secara daring.

JAFF 2020 memfiturkan 128 film (terdiri 57 feature dan 71 short movie) yang tayang lewat segmen Asian Perspectives, JAFF-NETPAC, Light of Asia, Indonesian Films Splash, program khusus dengan Shanghai IFF 2020 dan Kemenparekraf, serta kolaborasi 15 komunitas film.

Public Lecture dan Masterclass JAFF 2020 sebagai program non-pemutaran diperkuat tiga lokakarya yang membahas topik berbeda. Sejumlah seniman akan hadir antara lain Chand Parwez, Mira Lesmana, dan Shanty Harmyn.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Energi Di Tengah Krisis

Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2020. (Foto: Instagram @jaffjogja)

Presiden JAFF, Budi Irawanto, menjelaskan, JAFF 2020 mengusung tema Kinetik untuk merespons pandemi Covid-19 yang belum reda. “Kinetic menggarisbawahi pentingnya merawat gerak sinema Asia demi menggapai kebesarannya,” terang Budi.

Direktur Festival JAFF 15, Ifa Isfansyah, menerangkan, festival khususnya film mestinya tak sekadar menjadi ajang pesta. “Ia juga menjadi energi di tengah krisis. Di era pandemi, JAFF diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat perfilman Indonesia,” kata Ifa Isfansyah.


Berakar Pada Komunitas Film

Film pembuka JAFF 2020. (Foto: Instagram @jaffjogja)

“JAFF berakar pada komunitas film. Tahun ini spesial karena berlangsung di 15 kota, bekerja sama dengan 15 komunitas film dan punya program agar bisa dinikmati masyarakat Indonesia,” urai sutradara film Garuda di Dadaku dan Sang Penari.

Ifa Isfansyah mengingatkan, wabah Covid-19 berdampak ke semua sektor industri termasuk film. Industri film perlu disemangati agar bergairah lagi. Jalur virtual perlu dimaksimalkan agar menjangkau khalayak luas.

 


Libatkan 15 Kota

Film penutup JAFF 2020. (Foto: Instagram @jaffjogja)

Melengkapi penjelasan Ifa Isfansyah, Direktur Artistik JAFF 15, Kamila Andini, menyebut JAFF di jalur virtual menggandeng platform digital Klik Film untuk memutar semua program film, Public Lecture, dan Masterclass. Penonton bisa mengaksesnya selama 5 hari.

“Selain digelar daring, tahun ini kami mendekatkan film-film pilihan ke penonton dengan menayangkan di 15 kota. Upaya ini untuk mengaktifkan komunitas film yang terdampak pandemi,” papar Kamila Andini kepada Showbiz Liputan6.com, Minggu (22/11/2020). 


Tajamkan Ciri Khas

Ifa Isfansyah dan Kamila Andini. (Foto: Instagram @ifa_isfansyah)

Wabah Covid-19 tak menyurutkan sejumlah negara untuk berpartisipasi di JAFF 2020. Tak kurang dari 29 negara akan bergabung di antaranya Australia, Tiongkok, Jerman, Denmark, Lebanon, Serbia, hingga AS.

“Menajamkan ciri khasnya, JAFF tahun ini tetap memilih film-film yang memiliki daya tarik dalam konteks isu, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia,” papar Program Director JAFF 15, Reza Fahri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya