Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Lamongan menggandeng pihak swasta Danone-AQUA meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) Lamongan. Ini merupakan TPST terbesar di Jawa Timur dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 60 ton per hari.
TPST Samtaku Lamongan berlokasi di Desa Banjarmendalan, Kabupaten Lamongan, tepat di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Timur. Lokasinya yang strategis cocok untuk menekan jumlah sampah yang berpotensi masuk ke laut.
Advertisement
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyambut baik inisiatif dan kolaborasi yang dibangun Pemda dan pihak swasta.
"Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk bersih dari sampah secara berkelanjutan meski berbagai tantangan masih harus dihadapi. Semoga TPST hasil kerjasama berbagai pihak mulai unsur pemerintah, swasta dan masyarakat, dapat menjalankan penanganan sampah plastik dengan baik," ujarnya Senin, (23/11/2020).
Dalam masa percobaan operasional yang berlangsung sejak Maret hingga November 2020, TPST Samtaku Lamongan telah berhasil mengolah 3.950 ton sampah, di mana 20%-nya adalah sampah plastik.
Bupati Lamongan Fadeli menambahkan, Reduksi sampah diperlukan untuk mewujudkan ambisi Lamongan menjadi kabupaten/kota pertama di Indonesia yang menutup TPA dari timbunan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga tanpa melalui proses pengolahan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bijak Plastik
Sustainable Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengaku bangga TPST Samtaku Lamongan dapat menjadi TPST terbesar di Jawa Timur. Dengan kemampuan mengolah sampah 60 ton per hari, TPST ini merupakan pengejawantahan ambisi #BijakBerplastik yang dicanangkan pihaknya.
"Kita mendukung komitmen Pemerintah mengurangi sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70%. Selain itu, hal ini merupakan upaya mewujudkan Zero Waste to Landfill, atau nol sampah yang masuk ke TPA,” ujar Karyanto Wibowo.
Selain infrastruktur pengelolaan sampah, TPST Samtaku Lamongan juga dilengkapi dengan wahana edukasi terkait pengelolaan sampah guna mendorong peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat serta anak usia sekolah yang berkunjung.
"Di dalam wahana edukasi ini, kita akan membawa pengunjung untuk memahami fenomena sampah di Indonesia, dari mana asalnya, dampaknya dan bagaimana mengelolanya mulai dari lingkup terkecil. Karena pengelolaan sampah yang holistik membutuhkan peran dan tanggung jawab semua orang,” tambah Karyanto.
Advertisement