Ada Penolakan Pelacakan Kontak COVID-19, Ketua Satgas Duga karena Stigma Negatif

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 menegaskan bahwa gerakan kesehatan penanggulangan COVID-19 adalah gerakan masyarakat non-partisan, non-diskriminatif, dan untuk kemanusiaan serta pro terhadap kehidupan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 22 Nov 2020, 15:13 WIB
Salah satu sampel saat Swab Test COVID 19 oleh petugas Puskesmas Kecamatan Gambir di kawasan jalan Juanda, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Tes Swab untuk mencari warga positif Covid-19 tanpa gejala ini menyasar petugas PPSU dan para pedagang Pasar Ceylon. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa pemeriksaan dan pelacakan kontak untuk menemukan kasus COVID-19 tidaklah mudah. Hal ini karena masih ditemukannya penolakan di masyarakat.

Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo menduga bahwa fenomena tersebut karena masih berkembangnya stigma negatif bagi pasien COVID-19, sehingga masyarakat takut divonis tertular.

"Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita COVID-19 sembuh," kata Doni dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu (22/11/2020).

"Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," ujar Doni.

Dalam keterangannya, Satgas Penanganan COVID-19, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah telah menurunkan lebih dari lima ribu relawan pelacak kontak (tracer) untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 provinsi prioritas.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Tegaskan Non-Partisan

Petugas medis mengambil sampel lendir saat tes usap (swab test) pegawai kecamatan Sawah Besar, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Tes swab yang dilakukan terhadap seluruh pegawai kecamatan Sawah Besar itu sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Namun, diakui bahwa upaya pelacakan ini ternyata tidak mudah karena masih ada sebagian masyarakat yang menolak diperiksa.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Alexander K. Ginting juga mengakui hal ini.

"Para pelacak kontak ini kini tengah mengalami persinggungan dengan masyarakat untuk memutus rantai penularan."

Alexander pun menegaskan bahwa gerakan kesehatan penanggulangan COVID-19 adalah gerakan masyarakat non-partisan, non-diskriminatif, dan untuk kemanusiaan serta pro terhadap kehidupan.

"Ini yang perlu ditanamkan sehingga masyarakat tidak perlu resisten agar anggota di lapangan bekerja aman dan nyaman dan tidak dicurigai," kata Alexander.

Alex menambahkan selain kita berjuang untuk memutuskan rantai penularan dengan menerapkan protokol Kesehatan, namun, tim pendukung yaitu tim pelacak kontak dari dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Satgas Penanganan COVID-19 juga diperlukan.

"Jadi tim pelacak kontak adalah sahabat masyarakat yang menolong saya, keluarga, dan sahabat-sahabat semua dari rantai penularan COVID-19," pungkasnya.


Infografis Tes Massal Deteksi Corona Covid-19

Infografis Tes Massal Deteksi Corona Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya