Liputan6.com, Jakarta - Merpati atau burung dara, sejak dulu terkenal dengan kecepatan, ketangkasan, serta kemampuan navigasinya saat terbang. Tak heran burung yang berasal dari keluarga Columbidae ini memiliki banyak penggemar, tak terkecuali di Indonesia.
Tak hanya sebagai hewan peliharaan, dewasa ini makin banyak yang memanfaatkan burung merpati untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Salah satunya merpati kolongan yang beberapa tahun belakangan menjadi tren di kalangan pecinta burung dara.
Advertisement
Dalam perlombaan merpati kolongan, para peserta harus melepaskan burung merpati jantan pada jarak yang sudah ditentukan. Burung yang lebih dulu mendarat melewati kolongan dengan bantuan joki, dinyatakan sebagai pemenang.
Burung merpati yang acap memenangkan perlombaan, harganya dijamin akan semakin mahal, bahkan sampai bernilai fantastis. Burung dari trah juara ini kerap diincar kolektor maupun pecinta burung merpati yang tak segan-segan merogoh kocek dalam.
"(Harganya) jutaan, bahkan bisa puluhan juta, tergantung kinerja kualitas burung yang menjuarainya," kata Erik, panitia merpati kolongan kepada Liputan6.com di sela-sela lomba di lapak BAH 1, Bantargebang, Kota Bekasi, Minggu (22/11/2020).
Menurutnya, perlombaan merpati kolongan selalu mendapat antusias dari para pecinta burung dara. Semakin besar hadiah yang ditawarkan, maka semakin banyak pula peserta yang mengikuti lomba, bahkan sampai luar daerah.
"Contohnya kalau event (hadiah) motor mio, bisa 300 burung atau peserta. Semakin eventnya besar, tamu yang datang juga dari berbagai wilayah, seperti Tegal, Pekalongan, Lampung dan Jabodetabek," ujar dia.
Untuk biaya pendaftaran, lanjut Erik, tergantung dari besar kecilnya event yang diadakan. Untuk hadiah berupa sepeda motor Yamaha Mio misalnya, peserta dikenakan biaya Rp 80 ribu, Yamaha Nmax Rp 125 ribu, mobil baru Rp 250 ribu, dan mobil second Rp 150 ribu.
"Event ini rutinitas setiap dua minggu sekali, di hari Sabtu dan Minggu. Ini sekaligus silaturahmi antara penghobi dan pencinta merpati kolong dari dalam dan luar kota," paparnya.
Erik menjelaskan, untuk melatih seekor burung merpati agar terlatih dan menjadi juara, tidak lah terlalu sulit. Burung cukup dimandikan dan dijemur dengan rutin, diberi pakan berkualitas serta vitamin pendukung.
"Untuk di lapak dilatih ketangkasan agar mapan kolongan dan dapat tenaga, agar dapat dilombakan," ungkapnya.
Erik berharap pemerintah daerah dapat mendukung kegiatan para penghobi burung merpati, khususnya pada event merpati kolongan. Event yang hanya ada di Indonesia ini diyakini bisa menjadi objek wisata yang mampu mendongkrak perekonomian warga sekitar.
"Sedikit banyak dapat menciptakan lapangan kerja untuk orang-orang yang saat ini belum dapat pekerjaan, serta menghidupkan pedagang-pedagang kecil di sekitar lapak kolongan," imbuhnya.
Hobi Sejak Kecil
Salah satu peserta lomba, Heri Hermawan mengungkapkan kesenangannya memelihara burung yang sudah dilakoni sejak kecil.
"Dari usia kecil sudah melihara merpati. Abang main, saya ikutan main. Kalau merpati kolong ini, saya sejak 2012 mulai main merpati kolongan," kata dia.
Tak seperti hewan peliharaan lainnya, menurut Heri burung merpati bisa diadu ketangkasan dan kecepatan saat terbang. Hal ini yang membuatnya semakin tertarik untuk memelihara burung dara yang diakui sudah berjumlah puluhan.
"Kalau perawatan biasa aja, cuma kasih makan, bersihin kandang juga gak tiap hari. Di kandang terbuka, jadi jemur itu langsung jemur sendiri," ujarnya.
Dengan perawatan dan latihan rutin, Heri mengaku burung-burungnya sudah terlatih dengan baik dan sering dilombakan. Bersama timnya yang bernama "SUGOI", ia kerap mengikuti kompetisi merpati kolongan di berbagai wilayah.
"Paling banyak itu yang diikutkan lomba tujuh pasang. Kadang juara, kadang gak, namanya juga hiburan ya," tandas Heri.
Advertisement