Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon wali dan wakil wali Kota Surabaya nomor urut satu, Eri Cahyadi dan Armuji bertemu dengan Komunitas Tionghoa di Surabaya. Dalam kesempatan tersebut, keduanya berkomitmen menjamin kerukunan antar umat beragama di Surabaya.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Roemah Bhinneka Surabaya, Komunitas Peduli Politik Indonesia (KPPI), hingga Arek Stefanus. Eri hadir langsung bersama Armuji, Minggu, 22 November 2020
Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Surabaya, Richard Susanto, menjelaskan pertemuan ini untuk memperkenalkan kandidat pemimpin di Surabaya. Minggu sebelumnya, komunitas ini juga telah mengundang Pasangan calon nomor urut 2 Machfud Arifin dan Mujiaman.
Baca Juga
Advertisement
"Acara ini bertujuan memfasilitasi kedua paslon untuk memperkenalkan programnya apabila terpilih. Sehingga, kami bisa menentukan calon mana yang dipilih. Kepada siapa pun yang terpilih, kami berharap ke depannya bisa melanjutkan yang sudah baik serta, menyempurnakan sehingga menjadi lebih baik," ujar dia.
Menjawab berbagai pertanyaan dan harapan tersebut, Eri Cahyadi berkomitmen menjaga kerukunan umat beragama di Kota Pahlawan. Di antaranya mulai dari soal pendidikan hingga peribadatan.
Di bidang pendidikan misalnya, Eri menyebut pentingnya pemahaman solidaritas antar umat beragama sejak dini. Hal ini akan ditanamkan pada sekolah-sekolah.
Tantangannya, di Surabaya ada banyak sekolah berbasis agama. Eri mengungkapkan, apabila terpilih akan mengumpulkan para siswa antar sekolah dalam frekuensi tertentu pada satu acara yang dikemas menyenangkan tanpa membedakan latar belakang.
"Sehingga, mereka akan terbiasa merasa nyaman bersosialisasi dengan lintas agama. Ini perlu ditanamkan sejak dini," kata dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kerjasama Lintas Masyarakat
Selain itu, Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinannya akan mendengar masukan berbagai pihak dalam mewujudkan rencana pembangunan Kota. Termasuk, para tokoh agama.
"Kami tegaskan, membangun Surabaya tak bisa sendiri. Perlu kerjasama lintas sektoral serta seluruh lapisan masyarakat sebab tugas pemimpin adalah mendengar masukan dan menyiapkan solusinya," katanya.
Pihaknya juga memastikan tak akan mentolerir pihak-pihak yang membuat warga Surabaya terpecah belah. Sehingga, seluruh umat beragama di Kota Pahlawan tetap dapat menjalankan masing-masing keyakinan dengan nyaman.
"Surabaya harus menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk seluruh warga Surabaya. Sebagaimana yang telah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya selama ini dalam menjaga keamanan Kota Pahlawan," tegas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Advertisement